Terpopuler: Prajurit TNI Jangan Berpikir Mau Kaya, Survei Propaganda, dan Wiranto Sindir Ganjar

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak
Sumber :
  • AP Photos

Round Up – Ada tiga artikel terpopuler dari kanal News VIVA.co.id yang tayang pada Jumat (9/2/2024) kemarin. Ketiga berita itu terkait prajurit TNI, survei, dan mantan jenderal.

Lebih lengkapnya, ketiga artikel tersebut berjudul KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Ingatkan Para Prajurit TNI: Jangan Berpikir Mau Kaya, M. Qodari Blak-blakan Akui Hasil Survei Bisa Digunakan untuk Propaganda, 
Respons Menohok Wiranto soal Ganjar Singgung 3 Jenderal Mencla Mencle. 

1.KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Ingatkan Para Prajurit TNI: Jangan Berpikir Mau Kaya

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak

Photo :
  • TNI AD

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak baru-baru ini memberikan doktrin kepada para prajurit supaya tidak berpikir ingin kaya raya.

Jakarta – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak belakangan ini menjadi sorotan publik di media sosial berkat kedekatannya dengan anak buah. Ia juga kerap memberikan nasihat-nasihat yang bermakna untuk seluruh anggota TNI Angkatan Darat. 

Seperti yang dilakukan baru-baru ini, ia memberikan pemahaman kepada para prajuritnya supaya mereka tidak selalu berpikir untuk menjadi seseorang yang kaya raya. Mereka justru diharuskan untuk lebih fokus terhadap pengabdian kepada negara.

Melansir dari akun TikTok @tigan_tv, tampak sebuah video yang memperlihatkan momen KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak saat melakukan kunjungan ke Kodam XII/Tanjungpura yang terdiri atas provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Dalam kesempatan tersebut, jenderal bintang empat tersebut mengingatkan kepada para prajurit soal tujuan mereka untuk menjadi tentara. "Tulis bahwa kita ingin mengabdi pada negara. Jadi jangan berpikir mau kaya ya," ungkap Jenderal Maruli.

Selengkapnya baca di sini
 

2.Qodari Blak-blakan Akui Hasil Survei Bisa Digunakan untuk Propaganda

Pengamat Politik M Qodari

Photo :
  • Dok. Istimewa

Menjelang Pemungutan Suara, banyak bermunculan hasil survei dari berbagai lembaga mengenai elektabiitas Capres-Cawapres yang berkontestasi dalam Pemilihan Umum 2024.


Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari, cara terang-terangan menyebut bahwa hasil survei yang muncul menjelang Pilpres 2024 bisa digunakan sebagai propaganda untuk memenangkan salah satu pasangan calon. Hal itu dikatakan qodari saat menjadi narasumber di program dua sisi tvOne Kamis malam.

Qodari mengatakan bahwa hasil survei memang bisa dijadikan sebagai alat propaganda. Namun dia memberikan catatan bahwa hasil survei harus sesuai dan memiliki dasar ilmiah sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

"Bisa-bisa saja. Tetapi semuanya kembali kepada apakah survei itu dilaksanakan dengan metodologi ilmiah atau tidak. Kalau dia mempropagandakan sesuatu yang tidak punya dasar ilmiah, sama dengan menembak kakinya sendiri," kata Qodari dalam program Dua Sisi tvOne, Kamis malam.

Selengkapnya baca di sini 


3.Respons Menohok Wiranto soal Ganjar Singgung 3 Jenderal Mencla Mencle

Pendiri JW Movement for Prabowo Gibran, Jenderal TNI (Purn) Wiranto.

Photo :
  • Dok, JW Movement

Wiranto mengungkit momen elite PDIP yang sempat sindir Ganjar Pranowo sebagai sosok yang kemlinthi dan keminter.

Eks Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto merespons pernyataan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang menyinggung tiga jenderal yang tak konsisten alias mencla mencle. Tiga jenderal yang disinggung Ganjar yaitu Wiranto, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Agum Gumelar.

Wiranto mengaku tidak ambil pusing dengan omongan Ganjar. Dia pun menyuarakan pesan suro diro joyo diningrat lebur dening pangastuti yang artinya setiap kebencian, kemarahan, kekerasan hati akan luluh oleh kelembutan, kebijaksanaan, dan kesabaran.

Wiranto menanggapi itu di sela acara Konsolidasi Serikat Mantan Aparatur Perangkat Desa (Semar Desa) se-Jawa Tengah di Kabupaten Semarang, Kamis kemarin.

Ia paham jika dirinya membalas pernyataan Ganjar maka akan tercipta situasi panas. Bagi dia, cara tak santun itu tak perlu dilawan dengan perilaku yang sama.

"Sesuatu dan cara-cara seperti itu, cara-cara tidak sopan, tidak santun, tidak lazim, kalau kita lawan dengan cara yang sama maka keadaan akan menjadi panas dan masyarakat menjadi terpengaruh panas," kata Wiranto, dalam keterangannya dikutip pada Jumat, 9 Februari 2024.

Selengkapnya baca di sini