Heboh, Skandal Video Vulgar di Beach Club Bali
- Tangkapan layar media news.com.au
Bali - Baru-baru ini muncul pemberitaan di media Australia yang menyebutkan dua beach club populer di Bali terlibat dalam skandal video vulgar lewat kamera tersembunyi.
Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, Dinas Pariwisata Provinisi Bali sedang berkoordinasi dengan Polda Bali untuk menelusuri dan memastikan kebenaran dari pemberitaan tersebut.
"Kami berkoordinasi dengan Polda Bali dan sedang ditelusuri. Sudah beberapa beach club seperti Finns, kami tanya tetapi belum ada pengakuan dari beach club nya," jelas Tjok Bagus Pemayun saat dikonfirmasi usai pembukaan acara Royal Creative Market di Ubud, Bali, Jumat, 22 Desember 2023.
Selain itu, saat ditelusuri, akun yang menyebarkan gambar maupun video-video fulgar itu tidak bisa dibuka dan hilang.
"Itu sedang ditelusuri, mudah-mudahan cepat ketemu ya. Ini kan bisa membuat citra kita kurang bagus," ucapnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan, SIK., MH., mengatakan, saat ini Polres Badung sedang melakukan langkah penyelidikan untuk memastikan kebeneran dari pemberitaan yang beredar di media asing tersebut.
"Dari hasil lidik yang dilakukan Polres Badung terkait berita tentang dugaan adanya kamera tersembunyi di toilet Finns Beach Club dan Olds Mans yang diberitakan oleh media Australia, tidak ditemukan atau tidak terdapat kamera atau CCTV tersembunyi di dalam toilet," jelas Kombes Pol. Jansen.
Ia menambahkan, berdasarkan analisa gambar, diduga foto kamera tersembunyi dalam pemberitaan itu diambil melalui kamera HP, bukan kamera CCTV/hidden camera.
Sebelumnya media Australia telah memberitakan dua beach clubs terpopuler di Bali terlibat skandal kamera tersembunyi yang secara diam-diam merekam pengunjung laki-laki di toilet, dan memakan ratusan korban bahkan banyak turis Australia yang juga menjadi korban.
Menurut investigasi dari media news.com.au ribuan gambar dan video porno telah didistribusikan melalui layanan pesan terenkripsi Telegram, dan untuk mengaksesnya pelanggan membayar ratusan dolar.