KAI Kembangkan Inovasi Keselamatan Perjalanan Kereta, Bisa Deteksi Banjir dan Tanah Longsor
- VIVA/Dwi Royanto
Jakarta – Pada zaman modern seperti saat ini, penting untuk mengetahui mengenai perkembangan teknologi. Pasalnya, saat ini manusia tidak dapat menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa memanfaatkan perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi juga membuat manusia menjadi lebih produktif dan menghasilkan berbagai produk untuk kebutuhan hidup.
Saat ini, salah satu perkembangan teknologi yang kian berkembang salah satunya adalah penggunaan teknologi sistem informasi geografis (GIS), yang berdampak positif bagi industri hulu migas.
Melalui Program Esri Indonesia Fellowship, para ahli teknologi GIS tidak hanya memperoleh keterampilan teknis baru, tetapi juga mengembangkan solusi prototipe untuk menangani tantangan khusus yang ada di industri masing-masing.
Salah satu contoh penerapan GIS yang signifikan terjadi di sektor transportasi. Insinyur dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), yaitu Harkat Wijaya dan Hari Andrian, yang juga mengikuti Program Esri Indonesia Fellowship.
Mereka berhasil mengembangkan inovasi berupa prototipe dashboard, untuk memantau keselamatan perjalanan Kereta Api dengan memanfaatkan teknologi pemetaan pintar.
Solusi ini dirancang untuk menampilkan informasi terkait peralatan kereta api aktif dan infrastruktur perkeretaapian yang tersebar di Jawa dan Sumatera.
Prototipe ini mencakup peta jembatan, jalur kereta api, terowongan, serta perangkat Internet of Things (IoT), sensor banjir, dan sensor tanah longsor/Early Warning System (EWS). Pengembangan solusi ini bertujuan untuk melindungi aset-aset PT Kereta Api Indonesia.
Saat ini, pemetaan aset masih tersimpan dalam bentuk data grid, yang mengakibatkan evaluasi lokasi yang membutuhkan perhatian atau pemeliharaan menjadi lebih lama dan kurang efisien.
Harkat dan Hari merancang dasbor ini dengan beberapa tujuan utama, antara lain memetakan aset infrastruktur dan memantau pengawasan aset, sarana, dan prasarana berbasis GIS.
Prototipe ini juga dapat mendeteksi kondisi di sekitar area yang rentan, termasuk informasi mengenai kondisi aset infrastruktur yang terdampak di daerah rawan.
"Dalam prosedur pemeliharaan aset infrastruktur, informasi survei terkait kondisi aset di wilayah yang rawan sangat penting. Ketika terjadi bencana alam, deteksi terhadap aset infrastruktur yang terdampak memungkinkan pemeliharaan atau perbaikan yang lebih efisien," ungkap Harkat Wijaya.
Program Fellowship Esri Indonesia sendiri merupakan sebuah inisiatif pengembangan sumber daya manusia untuk mahasiswa dan profesional.
Program ini memandu para pakar industri untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk mengimplementasikan solusi GIS dalam pengambilan keputusan berbasis data, peramalan, pemantauan dan visualisasi.