Malang Melintang di Densus 88, Irjen Marthinus Hukom Klaim Tak Canggung Pimpin BNN
- Setpres
Jakarta – Presiden Joko Widodo resmi melantik Irjen Pol Marthinus Hukom sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 8 Desember 2023.
Sebelum menjabat di BNN, Irjen Marthinus Hukom malang melintang di satuan elite Antiteror Polri atau Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Terakhir, Ia menjabat Komandan Densus 88 Antiteror Polri sejak 2020.
Irjen Marthinus dilantik menjadi Kepala BNN untuk menggantikan Komjen Pol Petrus R Golose yang memasuki usia pensiun pada 1 Desember 2023. Komjen Petrus juga memiliki latar belakangan antiteror di BNPT maupun Densus 88.
Meski lama berdinas di Densus 88, Marthinus mengaku tidak terlalu sulit beradaptasi dengan tugas-tugas di BNN. Baginya, struktur kerja di Densus maupun BNN memiliki kemiripan.
"Struktur Densus tidak jauh berbeda dengan struktur yang ada di BNN. Paling tidak, pendekatannya ada tiga pendekatan besar, yaitu penegakan hukum melalui suatu operasi pengumpulan informasi intelijen, kemudian pencegahan, dan yang ketiga adalah rehabilitasi," kata Marthinus di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
Berdasarkan pengalamannya saat bertugas sebagai Kadensus 88, kata Marthinus, terorisme adalah sesuatu hal berkaitan dengan pola pikir dan menyerang pemikiran seseorang.
Sementara narkotika adalah hal yang berhubungan dengan kehendak seseorang.
"Hal yang diserang adalah keinginan atau kehendak. Jadi, ada dua hal yang berbeda yang harus kami pahami betul, sehingga kami harus bisa merumuskan pola tiga pendekatan tadi, pendekatan hukum, pencegahan, dan rehabilitasi dengan menggunakan dua patron yang berbeda," ujarnya.
Marthinus akan melakukan pemetaan untuk melihat atau menilai setiap pelaku terkait penyalahgunaan narkotika untuk melihat motivasi mereka.
Lebih jauh, Marthinus Hukom menilai narkoba membunuh lebih dahsyat dari teroris karena dapat menyerang siapa saja. "Kita tahu narkotika menyerang manusia, bahkan kalau saya bilang membunuh manusia lebih dahsyat dari teroris," ujar Marthinus.
Dia mengatakan bahwa teroris mungkin hanya membunuh berapa orang, tetapi narkotika dapat membunuh siapapun juga.
"Sama dengan teroris tapi narkotik dia menyerang sampe ke syaraf, merusak manusia dan ini berbahaya dan bisa terancam generasi muda, bahkan mengancam keberlanjutan negara," ungkapnya
Dia mengatakan akan terus meningkatkan upaya pemberantasan narkotika, salah satunya dengan memutuskan mata rantai peredaran narkoba dengan memberhentikan suplai, serta menyadarkan masyarakat Indonesia secara keseluruhan untuk mengecilkan atau mengurangi permintaan.
Ia mengakui penugasan sebagai Kepala BNN tidaklah mudah. Namun demikian, dia tetap harus memikul penugasan itu sebagai sebuah tanggung jawab untuk mengontrol peredaran narkoba di Tanah Air.