Polda Sumsel Dalami Kasus Alat Kelamin Siswa SD Terpotong Saat Khitanan Massal
- VIVA.co.id/ Sadam Maulana (Palembang)
Lahat – Peristiwa khitanan massal yang mengakibatkan alat kelamin AFK, siswa Sekolah Dasar (SD) ikut terpotong, saat mengikuti sunatan massal di Desa Masam Bulau, Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, mendapat perhatian serius Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan.
Dalam waktu dekat, penyidik dari Subdit IV Tipidter Ditreksrimsus Polda Sumatera Selatan, segera memanggil Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat yang menjadi penyelenggara hingga mengakibatkan alat kelamin bocah tersebut terpotong.
"Laporannya sudah kami terima kemarin, kini masih dalam proses lebih lanjut," ujar Plt Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumatera Selatan, AKBP Putu Yudha Prawira, Kamis, 30 November 2023.
Hingga saat ini, kata Putu, pihaknya masih terus melakukan koordinasi lebih lanjut. "Dalam waktu dekat kami akan melakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak terkait, termasuk penyelenggara sunatan massal," ujarnya.
Sebelumnya, alat kelamin AFK ikut terpotong saat mengikuti sunatan massal yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat di Desa Masam Bulau, Tanjung Sakti Lahat, Selasa, 17 Oktober 2023. Akibat kejadian itu, korban mengalami trauma psikologi.
"Kejadian itu bermula saat korban menjadi peserta pada sunatan massal yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat, pada 17 Oktober 2023. Pada saat mengikuti sunatan massal, alat kelamin korban ini ikut terpotong," kata Kuasa Hukum korban, Fitriyadi.
Menurut Fitriyadi, akibat dari kejadian itu korban mengalami trauma psikologi, seperti marah-marah dan sering menyendiri. "Kami takut kejadian ini akan semakin parah. Anak ini juga kesusahan saat buang air kecil karena ujung kelaminnya sudah terpotong," kata Fitri.
Selain iu, menurut Fitri, kemungkinan ke depan akan ada penyempitan saluran kemih yang akan berdampak ke ginjal korban.
"Orangtua korban sudah konsultasi ke rumah sakit Palembang, tetapi kata dokter untuk sementara alat kelaminnya tidak bisa disambung," ujar Fitri.
Fitri menjelaskan, pihaknya sempat melakukan mediasi dengan pihak penyelenggara. Namun, hingga saat ini tidak ada tindak lanjut.
"Mereka juga tidak menyampaikan secara spesifik kenapa alat kelamin anak ini bisa terpotong. Tetapi mereka berkata bahwa tidak ada efek alat kelamin yang terpotong itu," tutur Fitri.
Dari itu, lanjut Fitri, orangtua korban melapor kejadian ini ke Polda Sumatera Selatan pada Rabu, 29 November 2023. "Ini permasalahan yang serius dan harus cepat ditangani. Mudah-mudahan dalam waktu dekat laporan kami dapat diterima," tutur Fitri.