Komisi III Minta BNPT Libatkan Guru Cegah Anak Sekolah Terpapar Radikalisme
- DPR RI
Jakarta - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni mengatakan BNPT harus terus optimalkan edukasi kepada guru terkait metode pencegahan paham radikal dan terorisme agar para anak didik tidak terpapar. Menurut dia, guru menjadi garda terdepan untuk mencegah tersebarnya radikalisme.
Apalagi, kata dia, Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Solihuddin Nasution telah menyampaikan hasil penelitian bahwa rentang umur yang paling mudah terpapar radikal terorisme yaitu anak muda berusia 13-32 tahun. Untuk itu, peran guru akan sangat penting dalam mencegah paham radikal di sekolah.
“Saya sepakat sekali, guru harus jadi garda terdepan dalam mencegah tersebarnya paham radikal dan terorisme. Karena anak-anak muda rentang usianya 13-18 tahun, paling banyak menghabiskan waktunya di lingkungan sekolah,” kata Sahroni melalui keterangannya pada Selasa, 28 November 2023.
Makanya, Sahroni meminta BNPT terus optimalkan pelatihan kepada para guru. Bahkan, kata dia, bila perlu BNPT itu diberi tugas khusus yang akan dimonitor secara berkala. Memang, lanjutnya, tidak memungkinkan BNPT menghampiri setiap sekolah satu per satu yang tersebar di Indonesia mengingat jumlahnya cukup banyak.
“Walaupun tidak memungkinkan bagi BNPT untuk menghampiri seluruh sekolah, tapi maksud dan tujuan program ini minimal harus terdengar oleh setiap guru,” ujar Bendahara Umum Partai NasDem ini.
Adapun, Sahroni menyampaikan cara yang bisa dilakukan BNPT dengan mengadakan pelatihan atau seminar kepada para guru melalui tatap muka langsung maupun secara online atau daring.
“Caranya bagaimana? Bisa adakan seminar pelatihan di tiap wilayah, bisa juga diadakan secara online, campaign melalui medsos, dan sebagainya. Karena ini menyangkut pemahaman para guru soal penggunaan metode yang paling efektif untuk para muridnya,” jelas dia.
Bila perlu, kata Sahroni, BNPT lakukan kerja sama dengan sekolah-sekolah di setiap provinsi untuk mengadakan kegiatan edukasi pencegahan secara langsung, baik kepada para guru maupun murid-muridnya.
“Minimal BNPT harus kunjungi perwakilan sekolah di setiap provinsi secara berkala, adalan kegiatan edukasi untuk para murid-murid. Agar ada tindakan konkret, tidak sekedar instruksi abstrak kepada para guru,” pungkasnya.