Swarna 2023, Ajang Apresiasi bagi Siswa dan Seniman Dalam Melestarikan Budaya Indonesia

Kemendikbudristek gelar acara Semarak Warna Budaya Nusantara (Swarna) 2023.
Sumber :
  • Kemendikbudristek.

Jakarta – Acara Semarak Warna Budaya Nusantara (Swarna) Tahun 2023 digelar di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu, 18 November 2023. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka pementasan kesenian oleh siswa-siswi hasil inkubasi Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) tahun ini.

Adalah Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek RI) yang menyelenggarakan kegiatan tersebut.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek RI Irini Dewi Wanti menyampaikan, sekolah sebagai institusi formal selama ini telah berusaha menjalankan fungsi akademisnya dengan mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.

"Harapannya GSMS dapat memberikan inspirasi berbagai pihak dalam memajukan dan melestarikan kebudayaan daerah yang Bhinneka sebagai ciri identitas dan karakter bangsa Indonesia yang berbudaya," kata Irini dikutip Senin, 20 November 2023.

Kemendikbudristek gelar acara Semarak Warna Budaya Nusantara (Swarna) 2023.

Photo :
  • Kemendikbudristek.

GSMS yang telah dilaksanakan rutin setiap tahun sejak 2017 itu dimaksudkan sebagai salah satu upaya menjalankan visi Pemajuan Kebudayaan, untuk membangun karakter bangsa. Tercatat sudah lebih dari 5.700 siswa dari 34 provinsi se-Indonesia dan lebih dari 4.000 seniman yang terlibat dalam GSMS.

Program ini tidak hanya memberikan tambahan pada kurikulum pendidikan, tetapi juga mengilhami para siswa untuk mengeksplorasi potensi kreatif mereka.

Pada malam Swarna 2023, menampilkan hasil pelatihan dan pementasan spesial Tari Saman dan Ratoh Jaroe, serta berbagai seni pertunjukkan siswa GSMS 2023 dari berbagai wilayah. Khusus pementasan Tari Saman dan Ratoh Jaroe melibatkan 315 penari siswa-siswi dari sekolah wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Tidak hanya memperkuat karakter siswa, acara Swarna ini juga sebagai upaya menjaga Tari Saman, yang telah diakui UNESCO pada 24 November 2011 sebagai Warisan Budaya Tak Benda yang memerlukan perlindungan keberlanjutan.

“Swarna menandai keberhasilan dukungan yang luas dari berbagai pihak sebagai bagian integral dari GSMS, sebuah langkah konkret dalam memperkaya pengalaman siswa dan memperkokoh keberlanjutan pemajuan kebudayaan Indonesia,” kata Irini.

Program GSMS, lanjut Irini, juga termasuk proses menyemarakkan program merdeka belajar dan berbudaya di sekolah-sekolah.

Salah satu siswa SMAN 113 Jakarta sekaligus pengisi acara sebagai penari Saman, Zaki Ahmad Maulana, mengaku senang dengan adanya program GSMS ini karena bisa menyalurkan bakat tarinya dari seniman tari secara langsung. "Asyik, sih. Banyak belajar kesenian dan kebudayaan dari senimannya langsung. Bahkan teman-temanku yang tadinya tidak suka tari, jadi tertarik," kata Zaki.

Zaki berharap, kegiatan GSMS dapat terus dilaksanakan secara lebih luas agar semakin banyak anak muda seusianya bisa terpantik dalam kegiatan pelestarian kebudayaan.