Hasto PDIP: RS Laksamana Malahayati Bukan Sekedar Misi Medis, tapi Simbol Indonesia Negara Maritim
- Istimewa
Denpasar - DPP PDI Perjuangan (PDIP) melaksanakan rapat evaluasi operasional Rumah Sakit Apung Laksamana Malahayati, setelah hampir 6 bulan kapal dengan misi kemanusiaan itu dilaunching oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Rapat evaluasi dilaksanakan di kantor DPD PDIP Provinsi Bali, di Denpasar, Sabtu, 4 November dipimpin oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hadir Ketua DPP PDIP bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana Ribka Tjiptaning, Wakil Bendahara Umum Rudianto Tjen, Kepala Sekretariat Yoseph Aryo Adhi Dharmo, serta kader seperti Laksamana Madya TNI (Purn.) Dr. Agus Setiadji dan Anggota DPR RI, Lasarus.
Hadir juga jajaran DPD PDIP Bali yang dipimpin Ketuanya I Wayan Koster, serta kru kapal RS Malahayati dipimpin Kapten Chrisner Iskandar dan kru medis dipimpin dr.Yanuar serta dr.Michelle.
Di dalam rapat tersebut, dibahas berbagai evaluasi teknis perjalanan dan pelayanan medis kepada masyarakat yang sudah dilakukan sejak 10 Juni 2023. Tercatat layanan pertama dilaksanakan di Pelabuhan Panjang, Lampung pada 13 Juni 2023. Lalu pada 20 Juni 2023 di Pelabuhan Ampar, Batam, Kepulauan Riau.
Hingga 11 Oktober 2023 lalu, sudah 23 daerah dengan pelabuhan yang disinggahi untuk pelayanan medis kepada masyarakat setempat. Pada 11 Oktober, Kapal RS Laksamana Malahayati merapat di Pelabuhan Celukan Bawang Buleleng, dan melakukan perawatan media untuk rakyat, setelah pada 2 Oktober melakukannya di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi Jawa Timur.
Di dalam rapat itu, para kru, baik kru kapal maupun kru medis, membeberkan pengalaman dan poin-poin evaluasi agar pelayanan yang dilakukan bisa semakin baik ke depan. Bersama DPP PDIP, para kru juga terlibat di rapat itu untuk membahas rencana pelayanan bakti pengobatan medis selanjutnya.
Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Kapal RS Laksamana Malahayati bukan sekedar kapal rumah sakit. Namun sebuah simbol sekaligus gerakan nyata untuk membangunkan kesadaran bahwa Indonesia adalah negara maritim.
“Ini bukan sekedar kapal rumah sakit tapi adalah sebuah kapal yang mendorong agar dalam diri kita rakyat Indonesia terbangunkan kesadaran kita bahwa kita adalah negara maritim,” kata Hasto.
Atas dasar itu pula, maka visi misi Indonesia sebagai negara Poros Maritim itu terus diperkuat, termasuk dalam visi misi bacapres-bacawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
“Maka di dalam visi misi Bapak Ganjar Pranowo-Prof. Mahfud MD, visi Indonesia sebagai negara maritim itu dikuatkan. Kesadarannya bukan sekedar bahwa Kapal RS Laksamana Malahayati ini sekedar misi kesehatan, tapi bagaimana kita sadar bahwa kita adalah bangsa pelaut,” tegas Hasto.
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga akan mengajak masyarakat berperan serta dalam kegiatan kemanusiaan di rumah sakit terapung tersebut. Saat ini sedang dirancang mekanisme crowdfunding sehingga masyarakat yang tergerak hatinya dengan visi misi itu, bisa turut terlibat.
“Karena kita memang mendorong agar misi sosial kemanusiaan serta visi maritim itu juga didukung oleh masyarakat. Sehingga ke depan rencananya akan ada tiga kapal rumah sakit yang bisa menembus samudera menjangkau rakyat di seluruh pelosok negeri, membawa layanan kesehatan, di bagian Barat hingga Timur Indonesia,” urai Hasto.
Ribka Tjiptaning mengatakan bahwa sejak di-launching pada Juni 2023 oleh Megawati, banyak cerita suka duka pengalaman medis yang dialami oleh para kru kapal yang disampaikan ke dirinya.
“Pesan saya, harus dibangun soliditas seluruh personil yang ada di kapal itu. Semuanya harus ada pembagian tugas yang baik antara kru kapal hingga dokter, perawat dan petugas lainnya,” kata Ribka.
Dokter Michelle, mewakili kru medis, menceritakan bagaimana masyarakat di kawasan pesisir yang banyak dikunjungi kapal itu, sangat antusias dengan misi kesehatan yang dilaksanakan. Di setiap bakti sosial yang dilakukan, selalu saja warga yang butuh pelayanan medis sangat membludak.
“Bahkan pernah sehari itu sampai 600 warga butuh layanan medis, padahal tenaga kesehatan yang melayani terbatas,” kata Michelle.
Ia juga menceritakan berbagai penyakit dan keluhan kesehatan yang ditangani oleh kru RS Laksamana Malahayati. Salah satu yang butuh perhatian khusus adalah terkait kesehatan mata dan edukasi pola hidup sehat.
“Kami mohon doa dan dukungannya sehingga terus bisa memberikan layanan terbaik untuk masyarakat,” ujar Michelle.
Agus Setiadji menambahkan, berdasarkan pengalamannya sebagai perwira TNI AL, kapal rumah sakit memang sangat dibutuhkan, khususnya untuk warga di wilayah pesisir dan perbatasan yang jauh dari jangkauan layanan medis daratan.
“Sehingga layanan kapal Malahayati ini akan membantu warga yang butuh pelayanan medis namun tinggal di daerah pelosok,” kata Agus.