Jurnalis Indonesia dan Amerika Latin Kumpul, Bahas Transformasi Digital Industri Media
- Dok. Istimewa
Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar Focus Group Discussion dengan tema “Policy Parallel: Reshape News and Role of Journalism in Respond to Digital Transformation” dalam mendukung diplomasi Indonesia dengan Amerika Latin.
Kepala Badan Pengembangan SDM Hary Budiarto dalam sambutannya mengatakan industri media mengalami transformasi yang dinamis didorong oleh inovasi teknologi.
“Batasan jurnalisme saat ini dipengaruhi pelaku media baru dengan kemudahan akses teknologi,” ujar Hary Budiarto, dalam keterangannya yang dikutip Rabu 1 November 2023.
Terlepas dari dinamika teknologi yang mendisrupsi industri media, Hary menyatakan bahwa teknologi juga mempermudah jurnalis untuk memainkan peran yang lebih strategis dalam mengembalikan jurnalisme publik yang terpercaya berdasarkan standar etika dan profesionalisme yang tinggi.
Selain beradaptasi dengan inovasi digital, Hary menyebutkan bahwa industri media secara global juga tertekan dengan perubahan tren iklan digital dan pola distribusi konten.
“Sehingga, menciptakan ekosistem yang adil dan berimbang bagi industri media di era digital menjadi sangat penting dalam menjaga keberlangsungan media," ujarnya
Hary mengungkapkan, FGD kali ini merupakan kolaborasi Kominfo bersama Kementerian Luar Negeri untuk mempertemukan jurnalis perwakilan dari 3 negara Amerika Latin, yaitu Brazil, Chili dan Panama dengan perwakilan jurnalis Indonesia, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Post-Event Program of the 2023 FEALAC Journalists’ Visit Program.
"Saya percaya dengan adanya pertemuan kali ini kita semua bisa saling bekerja sama dan koordinasi bagaimana menciptakan industri media yang berkelanjutan dengan mengutamakan independensi dan bisa memberikan informasi yang terpercaya kepada masyarakat," katanya.
Jessica Maes, jurnalis surat kabar Folha de Sao Paulo Brazil mengatakan saat ini industri media memang tengah menghadapi sebuah tantangan baru dengan adanya transformasi digital ini.
"Setiap suatu hal baru datang pasti ada menimbulkan masalah baru untuk kita. Dimulai dari munculnya radio, kemudian TV, dan sekarang internet, namun yang lebih penting bagaimana media untuk beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang diberikan," ujarnya.
"Yang menjadi masalah sebenarnya dari transformasi digital ini adalah bagaimana masyarakat mendapatkan informasi. Meski industri media saat ini saya rasa sudah mampu berdaptasi dengan transformasi digital, tetap tidak bisa mengontrol pilihan masyarakat mendapatkan informasi," ujarnya.
Sementara, Eduardo Olivares, redaktur surat kabar berbahasa Spanyol tertua di Chili mengungkapkan bahwa transformasi terus menjadi agenda bagi El Mercurio sebagai surat kabar berusia 200 tahun karena kemajuan teknologi dipandang sebagai alat untuk mendorong perbaikan.
"Saya (jurnalis) ketika bekerja hanya memikirkan value, tidak pernah memikirkan skema bisnis. Ini yang perlu diubah, agar ada keseimbangaan antara nilai berita dengan model bisnis," kata Eduardo.
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia Wahyu Dhyatmika mengatakan bahwa kunci mengelola transformasi digital ini adalah dengan memperhatikan aspek suplai dan demand.
"Ada 3 area juga yang perlu diperhatikan, terkait produksi, konsumsi dan distribusi pemberitaan di era transformasi digital ini. Dimana industri media harus memperhatikan untuk mencukupi suplai dan demand di masyarakat, namun tetap memperhatikan akurasi pemberitaan yang disampaikan ke masyarakat," katanya.
Sementara dari aspek distribusi, ini yang perlu adanya kebijakan untuk meningkatkan posisi tawar media dalam menegosiasikan imbal hasil dari konten yang dihasilkan, dan didistribusikan di digital platform.
“Ini adalah kebijakan yang sudah diformulasikan bersama antara komunitas pers dengan Pemerintah di Indonesia, dan menunggu pengesahannya,” pungkasnya.
Forum for the East Asia - Latin America Cooperation atau FEALAC merupakan forum kerja sama multilateral regional yang bertujuan untuk mempromosikan saling pengertian, dialog dan kerja sama diantara Kawasan Asia Timur dan Amerika Latin.
FEALAC sendiri terdiri dari 36 negara anggota, yaitu 16 negara Asia Timur termasuk negara ASEAN, dan 20 negara Amerika Latin. Dalam kunjungannya ke Indonesia, perwakilan jurnalis Amerika Latin difasilitasi untuk bertemu dan berdiskusi dengan jurnalis di Indonesia, sekaligus melihat landmark bersejarah kota Jakarta.
"Kami berharap, (melalui pertemuan ini) kita semua dapat belajar, memberikan ide, pemikiran dan pengalaman sebagai benchmark untuk masa depan jurnalisme di era digital," ujar Hary.