Idham Aulia Pencipta Kapal Pembersih Sampah di Teluk Jakarta
- Istimewa/VIVA
Mataram – Masalah sampah menjadi persoalan banyak negara, terutama Indonesia sebagai negara kepulauan. Berbagai program untuk menekan jumlah sampah sering digalakkan termasuk di daerah-daerah yang sering menjadikan program zero waste atau tanpa sampah untuk menekan jumlah sampah.
Pada tahun 2022, Indonesia telah menghasilkan 35,83 juta ton sampah berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Angka tersebut naik lebih dari 21 persen dibandingkan 2021.
Dari jumlah tersebut sebanyak 40,7 persen merupakan sampah sisa makanan, kemudian 18 persen sampah plastik dan sisanya sampah jenis lainnya seperti kayu, kertas, logam, kain, karet dan lainnya.
Persoalan sampah memang tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata, tetapi perlu ada upaya konkrit dari semua pihak termasuk kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan perlu terus diedukasi.
Masih banyak masyarakat di Indonesia membuang sampah di sungai dan menjadi penyumbang besar angka pencemaran air sungai. Padahal sampah menjadi sumber banyak penyakit seperti diare, disentri, tifus, kolera dan berbagai jenis penyakit lainnya.
Berangkat dari kesadaran sekaligus keprihatinan dengan kondisi lingkungan, Idham Aulia M. Basir menciptakan kapal pembersih sampah. Usahanya membuat kapal pembersih sampah sejak 2014 lalu karena prihatin dengan kondisi lautan di Jakarta yang sangat banyak menyimpan sampah.
Mahasiswa Teknologi Kelautan di Institut Teknologi Surabaya (ITS) itu menciptakan kapal pembersih sampah yang diberi nama The Ganers yang merupakan akronim dari The Garbage Cleaners Ship atau Kapal Pembersih Sampah.
Saat diciptakan, kapal tersebut memang dikhususkan untuk mengatasi persoalan sampah di Teluk Jakarta.
Inisiatif Idham menciptakan kapal pembersih sampah tersebut karena sebelumnya kapal pembersih sampah di Teluk Jakarta merupakan kapal tanker yang justru tidak dapat beroperasi di perairan dangkal. Itu yang mendorong dia menciptakan kapal dengan tangannya sendiri.
“Saat itu kapal yang digunakan untuk membersihkan sampah justru kapal tanker yang tak bisa beroperasi di perairan dangkal,” katanya.
Pria yang kini berusia 31 tahun itu mulai membuat kapal sejak menjadi mahasiswa pada 2014 lalu saat masih berusia 22 tahun. Cita-citanya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan membuat Idham bersungguh-sungguh memulai proyek tulusnya itu.
Persoalan sampah di Jakarta maupun di kota-kota besar Indonesia sangat kompleks. Namun itu semua akan percuma jika tidak ada langkah konkret untuk memulai menekan angka pencemaran lingkungan akibat sampah.
Idham dan kawan-kawan terus merancang The Ganers tidak hanya untuk Teluk Jakarta saja, tetapi juga perairan-perairan lainnya di Indonesia yang kini masih terkontaminasi dengan sampah.
Kapal tersebut menggunakan sistem lambung tiga, di mana lambung utama berada di tengah yang juga menjadi bagian dari mesin kapal, ruang sampah dan ruang kendali. Lambung kiri dan kanan yang dipasang jaring penangkap sampah.
Cara kerja kapal tersebut terbukti efektif. Hanya dalam 8 jam beroperasi mampu mengangkut hingga 1.500 ton sampah. Ini tentu sangat memudahkan mengumpulkan sampah yang ada di perairan kotor.
Pada 2014 Idham mendapat apresiasi apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra. Apresiasi tersebut merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.