Sorgum Jadi Beras, Gerakan Local Champion Penjaga Pangan di Manggarai

Warga makan bersama mengonsumsi sorgum di Manggarai
Sumber :
  • Jo Kenaru/Manggarai-NTT

Manggarai - Kemarau berkepanjangan efek El Nino melanda seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). El Nino menyebabkan peningkatan suhu muka laut berkisar 1.5°- 2° Celcius. Fenomena El Nino tak ada tanda-tanda melemah diprediksi berlangsung hingga Februari 2024. 

Pada sektor pertanian fenomena El Nino menghantam hampir semua daerah di NTT yang kemudian hal itu menyebabkan NTT masuk ke dalam kategori rawan pangan berat.

Dalam peta kerawanan pangan Pemprov NTT menyajikan 2 klaster parah yaitu Super Prioritas dan Top Prioritas. Hanya 2 kabupaten yang masuk di kelompok Prioritas.

Daerah yang masuk kategori super prioritas yakni Belu, Ende, Malaka, Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Timor Tengah Selatan.

Kebun sorgum di Desa Tal Kecamatan Satarmese Manggarai

Photo :
  • Jo Kenaru/Manggarai-NTT

Kategori Top Prioritas: Kupang, Manggarai, Nagekeo, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sikka, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah dan Sumba Timur. Sedangkan kelompok Prioritas hanya Ngada dan Timor Tengah Utara.

Tingkat kerawanan pangan di Manggarai 

Di beberapa wilayah dalam kelompok super prioritas, top prioritas dan prioritas telah mulai memperlihatkan perhatiannya pada aksi-aksi yang disarankan, utamanya pada sarana infrastruktur pertanian. Di beberapa tempat dibangun embung dan irigasi, bangunan penahan banjir dan berbagai sarana pertanian adaptif. 

Saat ini tingkat kemiskinan di Manggarai adalah sekitar 21%, atau sekitar 69. 000 jiwa, sesuai data BPS, berdasarkan jumlah pengeluaran setiap harinya, yakni kurang dari USD2. 

Sorgum Manggarai, NTT

Photo :
  • Jo Kenaru/Manggarai-NTT

Sementara, Dinsos Manggarai memiliki data sekitar 48.000 orang miskin. Sekitar 27. 000 dari angka ini mendapat dukungan dana Program Keluarga Harapan (PKH). Bantuan PKH diberikan kepada keluarga miskin yang di dalamnya ada ibu hamil, anak kecil dan anak masih sekolah. 

Dalam kurun 2018-2022, produksi padi di Manggarai menurun sebesar 10,9 % dari luasan lahan padi sawah di Kabupaten Manggarai sebesar 11.226 hektare. 

"Angka panenan padi yang terjun bebas ini akibat virus tungro yang endemi akibat perubahan iklim," ujar Damianus Jemparu, Kabid Penyediaan Pengembangan Sarana Produksi Pertanian pada Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai, Senin 16 Oktober 2023.

Terkait persoalan gagal panen terbanyak terjadi di Kecamatan Satarmese.  Di situ serangan hama cukup luas dengan intensitas 25-30 persen melanda beberapa lokasi di Desa Iteng, Desa Paka, Desa Wewo, Desa Tal dan juga di Kecamatan Satarmese Barat ada Desa Hilihintir sebagian.

Untuk menghentikan serangan tungro, Dinas Pertanian Manggarai memberlakukan penyetopan irigasi Wae Mantar 2 untuk 1000 hektar sawah di Kecamatan Satarmese.

Disampaikan Damianus, kebijakan yang bertujuan agar ada penyerempakan pola tanam ini sama artinya menghilangkan angka 350.000 ton padi dengan asumsi 1 hektar padi di Kecamatan Satar Mese rata-rata menghasilkan 3,5 ton padi per hektare.

Mengancam kelompok rentan

Kemasan sorgum di Manggarai

Photo :
  • Jo Kenaru/Manggarai-NTT

Bila terjadi sesuatu dengan produksi makanan oleh sebab gagal panen maka daya beli kelompok rentan tidak cukup untuk menopang ketesediaan pangan. Artinya, bila kesulitan pangan itu ada kaitannya dengan PI, maka 21% warga Manggarai adalah kelompok rentan. 

Gagal panen yang biasanya diikuti oleh kenaikan harga pangan berdampak lebih buruk bagi kelompok miskin, apalagi kalau mengalami keadaan khusus seperti disabilitas.

Dalam pengertian ketahanan pangan secara lebih luas, sebetulnya Manggarai digolongkan sebagai ketidakcukupan pangan, dengan tingginya data stunting di daerah ini. Bila hal itu diperburuk oleh PI yang ekstrim, keadaan pasti akan menjadi lebih buruk. 

PI disebutkan dalam pembangunan pedesaan

Di tingkat desa, PI pun diberi perhatian, sebagai salah satu perhatian dalam apa yang disebut 18 Tujuan SDG’s desa, dan PI disebutkan dalam Tujuan 13 (sesuai urutan dalam SDG’s), untuk menarik perhatian dari pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah dan provinsi, melalui pendekatan penyuaraan pentingnya perhatian pada isu PI oleh sebuah forum atau jaringan warga yang paling rentan di tingkat desa, terutama dalam konteks Ketahanan Pangan. 

Forum yang sama juga diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam perumusan kebijakan yang berpihak pada kalangan rentan yang diwakili oleh para kader muda yang dinamakan Local Champion (LC).

LC adalah orang atau sekelompok orang yang menyuarakan dan melakukan aksi-aksi adaptasi, mitigasi pada tingkat lokal untuk mengatasi krisis iklim dan mendorong keadilan iklim pada kelompok rentan di pedesaan.

Kontribusi Ayo dalam pembentukan LC

Yayasan Ayo Indonesia yang berfokus pada pembangunan sumber daya manusia bidang pendidikan dan kesehatan melakukan FGD dan indepth interview dengan 6 kades masing-masing 6 desa di Manggarai dan Manggarai Timur, sehingga diambil kesepakatan perlu ada jaringan anak muda yang mulai menyebarkan informasi terkait perubahan iklim dan dampaknya.

Maka dibentuklah komunitas muda Local Champion Momang Lino (cinta/sayang bumi). Total muda mudi yang tergabung sebanyak 123 anak, tersebar di 6 desa (Golo Worok, Rai, Tal, Wewo, Bangka Lelak, Colol, dan Ruteng) 105 laki-laki, 18 orang perempuan. 

LC Momang Lino diberi peningkatan kapasitas seperti pelatihan jurnalisme warga, visioning, greenpreneurship, leadership camp dan difasilitasi dialog dengan pihak-pihak terkait yang bisa meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka dalam menyampaikan aspirasi masyarakat terkait kebutuhan untuk mengatasi dampak perubahan iklim terutama di ancaman krisis pangan. 

LC juga dilibatkan dalam diskusi atau kegiatan-kegiatan dengan pemerintah untuk merumuskan kebijakan atau program yang terkait dengan PBI (Pembangunan Berketahanan Iklim).

Semua calon LC diundang dan disepakati untuk adanya komunitas LC tanggal 12 Februari 2022 lalu bertempat di aula pertemuan koperasi Mawar yang dihadiri oleh 40 orang anak muda dari perwakilan sekolah, OMK dan organisasi lokal lainnya.

Setelah dibentuk, jaringan LC sudah mengerjakan proyek untuk mendukung program advokasi seperti kerjasama dengan KRKP Bogor dan Yayasan KEHATI membuat kajian baseline perubahan iklim, youth campaign jalan sehat bekerjasama dengan OMK dan komunitas lintas agama untuk menyuarakan isu perubahan iklim dengan kegiatan orasi dan jalan sehat, bedah buku, program tanam kopi tahan iklim, program dapur mama, storry telling, LC goes to school, advokasi dalam terbentuknya sekbar lintas Pemerintah Kabupaten Manggarai Raya, budidaya sorghum dan usaha hijau terkait pangan lokal (jagug, kacang, sorgum, pisang), kegiatan tingkat desa bekerjasama dengan pemdes dan pihak lainnya. 

Beberapa LC aktif menulis di media lokal dan tempo witness, menjadi pembicara di seminar, podcast dan kegiatan muda lainnya.

"Fokus kegiatan LC adalah menghadapi dampak perubahan iklim terutama ancaman yang terkait dengan krisis pangan karena hama, gagal panen, dan ketergantungan tinggi terhadap sumber daya alam," ungkap Senior Project Manager Ayo Indonesi, Eny Setyowati.

"Dengan edukasi dan promosi yang benar akan menciptakan keluarga berketahanan iklim terutama di bidang pertanian dan pangan. Masyarakat diedukasi bagaimana cara budidaya pangan dan pertanian yang cerdas iklim, bagaimana cara penyimpanannya dan pengolahannya. Kebanyakan dari praktek ini mengambil dari praktek yang dulu biasa dibuat oleh nenek moyang orang Manggarai," harap Eny.

Target ke pemerintah dan masyarakat

LC menyasar dua target yaitu di pemerintah dan masyarakat. Di pemerintah jika ditemukan kebijakan terkait jaminan ketersediaan pangan masih sangat lemah, karena pasar yang mengendalikan volume dan harga sehingga rawan pangan bisa saja sangat terjadi. 

"Karena itu, LC ikut mengambil peranan yang mendorong pemerintah membentuk SEkber (sekretariat bersama) lintas Pemkab Manggarai Raya untuk membangun kabupaten yang- PBI (pembangunan berketahanan iklim). Beberapa kegiatan yang akan menjadi follow up dengan terbentuknya sekretariat PBI adalah sekolah lapang iklim untuk kordinator PPL kecamatan dan adanya kanal informasi terintegrasi terkait katam (kalender tanam) yang rencananya akan dilaksanakan di akhir 2023," cetus Eny.

Sorgum jadi beras sebuah gerakan

Kiprah LC Momang Lino mulai terlihat ketika membuka lahan sorgum pertama di Desa Tal seluas 3 hektare pada pertengahan 2022 di bawah dampingan Ayo Indonesia dan KEHATI Jakarta.

"Lahan 3 hektar kita buka bersama anak-anak muda dan petani. Satu hektar lahan itu punyanya pak kades. Modalnya kita urunan tapi benih sorgum dapat dari Ayo Indonesia," sebut LC Desa Tal Sefri Juna.

Sorgum memang dikenal sebagai sumber pangan nomor 1 era 70-an. Kemudian tanaman ini terpinggirkan karena beras sentris, program warisan pemerintahan Orde Baru.

Pemerintah mengharuskan masyarakat harus makan beras, kemudian sorgum yang disebut (sela) dijadikan pakan ternak. Pemerintah kemudian menggalakkan lagi jagungisasi sebagai pakan ternak membuat sorgum hilang dari budaya pertanian orang Manggarai.

Sebuah anekdot tentang berasisasi terus terngiang di telinga masyarakat Manggarai bahwa belum dikatakan sudah makan kalau belum makan nasi meskipun sudah makan ubi atau pisang rebus.

Pangan legendaris yang terabaikan ini kaya gizi. Julukan Tanah Nuca Lale Manggarai merujuk pada kesuburan sekaligus bukti Sorgum begitu berjaya di Manggarai di masa lalu.

Balai Penelitian Tanaman Serealia menjelaskan, sorgum mengandung banyak nutrisi bergizi, salah satunya zat besi (Fe). Terdapat 4 sampai 5,5 miligram zat besi per 100 gram sorgum. Zat besi ini penting untuk pembentukan sel darah merah.

Selain zat besi, sorgum juga memiliki komponen unsur gizi dasar yang tinggi. Kandungan protein sorgum berkisar 10 hingga 13% tergantung varietas dan lahan tempat tumbuhnya. Sorgum juga mengandung tanin dan asam fitat yang bermanfaat untuk kesehatan.

Sorgum dapat diolah menjadi tepung dan aneka jenis kue. Tepung sorgum dapat digunakan sebagai pengganti terigu, terutama bagi konsumen yang alergi gluten.

"Pasca panen sorgum kita mengikuti pelatihan mengolah hasil panen sorgum menjadi produk kuliner. Beberapa hasil olahan dari sorgum yang sudah diproduksi antara lain tepung sorgum,sereal sorgum, cookies sorgum dan brownies sorgum," ulas Sefri.

Pengembangan sorgum oleh LC Desa Tal melewati beberapa tahapan kegiatan antara lain, mengkaji potensi serta masalah yang ada di desa dengan metode Focus Group Discussion (FGD), wawancara responden mulai dari tokoh adat,tokoh agama,tokoh pendidikan, orang muda, petani dan pemerintahan desa di mana perubahan iklim sebagai tema besarnya.

Kerawanan iklim ekstrem sudah pasti berdampak pada krisis pangan. Maka dari itu tawaran mengganti pangan lokal dengan sorgum menjadi penting.

"Kita menjadi agen perubahan untuk mengkomunikasikan tentang pangan lokal. Kita mengenalkan kembali pada keluarga kita masing-masing  bahwa tidak saja makanan legendaris sorgum adalah makanan baik untuk keluarga. Sorgum menjadi beras adalah gerakan serius," tekan dia.

Kenapa sorgum?

Iklim yang semakin susah diprediksi ditambah harga beras melambung tinggi adalah tanda bahaya bidang pangan. Dalam keadaan yang serba pelik ini naka pilihannya harus bijak memilih sumber pangan.

Jika ditanya kenapa sorgum?  Sorgum tahan panas meskipun tetap membutuhkan air. Menanam sorgum itu hemat biaya, sorgum tidak pakai pupuk dan tahan terhadap hama. Sorgum begitu istimewa, satu kali tanam untuk dua atau bahkan 3 kali panen. 

Deretan pertanyaan tentang sorgum mungkin akan  banyak  tapi LC Momang Lino meringkasnya dengan testimoni.

"Sorgum ini irit biaya. Tak perlu pupuk. Di awal uang untuk beli benih dan ongkos kerja. Bagusnya lagi sekali tanam untuk dua kali panen. Selesai panen pertama batang sorgum diremajakan begitu hujan turun tumbuh tunas baru tungu 2 bulan lebih sudah bisa panen lagi," ujar Sefri.

Sorgum memiliki nilai ekonomi sebab harga sorgum di pasaran lebih tinggi dari beras. Sekilo sorgum dibanderol dengan harga Rp 20.000 sedangkan beras super paling banter Rp16 ribu per kilo.

"Dari sisi ekonomi jelas lebih untung sorgum. Biaya produksi rendah tapi harga jual tinggi," tutup Sefri.

Kampanye sorgum harus dikencangkan di hilir dengan penekanan sorgum sebagai makanan enak, makanan sehat dan makanan bergizi. 

"Saya dari kecil hanya kenal nasi. Tapi begitu mengenal sorgum dan menanam sendiri rasanya 10 kali lebih nikmat dari rasa beras dan sorgum ini memberi rasa kenyang lebih lama," tutup Sefri Juna.

Tantangan

Sefri Juna bersama kelompok muda Desa Tal terus menggeliatkan gerakan 'sorgumisasi' mengingat areal lahan tidur di desa mereka masih luas. Apalagi semangat yang sama juga datang dari pemerintah desa ngan menganggarkan dana pengembangan sorgum. 

"Kita orang-orang muda di sini bersama pemerintah desa berkomitmen buka lahan sorgum sampai puluhan hektar pada tahun 2023 ini tapi itu tadi tantangan kita ya kemarau yang panjang ini membuat banyak sumber air kering. Sorgum ini walaupun tahan panas tapi dia juga butuh air. Kalau tidak ada air ya kerdil dan gagal panen," tambahnya.

"Kalau hujan mulai stabil baru kita gencarkan lagi tanam. Tekad kami panenan sorgum Desa Tal minimal 5000 ton sekali panen," pungkas Sefri.

Luas lahan sorgum wilayah utara dan selatan

Data terbaru yang didapat dari Ayo Indonesia memuat luas lahan sorgum dampingan Ayo bersama Local Champion pada wilayah pantura sebesar 63,5 hektare yang mencakup Paroki Dampek, Paroki Pota, Paroki Watu Nggong masing-masing wilayah Manggarai Timur ditambah Paroki Loce Manggarai. 

Sementara pada tahun 2022, Ayo Indonesia bersama para LC memanen sorgum di 7 desa di wilayah selatan (Satarmese) yakni Iteng 1000 Kg,  Tal 1500 Kg, Gara 500 Kg, Paka 200 Kg, Legu 300 Kg, Satar Loung 500 Kg dan Langgo 200 Kg.

Untuk tahun 2023, direncanakan penanaman baru di 8 desa (Gara, Tal, Paka, Legu, Langgo, Satar Loung, Tado dan Terong dengan luasan masing-masing 3 hektare atau total sekitar 24 hektare. Rencana penanaman dilakukan akhir Oktober-November 2023.

Pada tahun ini (2023) penanaman sorgum juga dilaksanakan di wilayah Pantai Utara menambah luasan projek tahun sebelumnya yakni Paroki Dampek 20 Ha, Robek 2 Ha, Pota 5 Ha, Loce 5 hektare.

Ketahui, selain jagung untuk kebutuhan pakan ternak, Pemkab Manggarai sejauh ini belum memasukkan program pengembangan sorgum dalam APBD mereka.

Panen raya sorgum LC Momang Lino Desa Tal dilakukan pada Januari 2023 dengan hasil panen sebesar 1,5 ton. Sebelumnya sudah dilakukan pemanenan sebanyak dua kali. (Jo Kenaru/ NTT).