Edi Darmawan Ayah Mirna: Saya yang Paling Tahu Ferdy Sambo dan Krishna Murti
- YouTube Karni Ilyas Club
Jakarta – Edi Darmawan Salihin, ayah dari almarhumah Wayan Mirna Salihin, menyatakan bahwa Ferdy Sambo, mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, tidak terlibat dalam proses penyelidikan kasus kematian putrinya.
Mirna mengalami kejang dan meninggal dunia setelah diracuni sianida yang terdapat dalam es kopi Vietnam. Jessica Kumala Wongso, seorang teman Mirna yang berada di kafe pada saat itu, dinyatakan bersalah oleh Majelis Hakim.
Ketika kasus ini sedang berjalan, Ferdy Sambo menjabat sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum di Polda Metro Jaya, sementara posisi Direktur Reserse Kriminal Umum di Polda Metro Jaya dipegang oleh Irjen Krishna Murti.
Edi dengan tegas menyatakan bahwa Ferdy Sambo tidak terlibat dalam kasus tersebut dalam wawancara eksklusif bersama Karni Ilyas yang berjudul 'Jessica Divonis Membunuh Mirna', yang ditayangkan di Youtube Karni Ilyas Club.
"Kenapa Pak Sambo itu dibawa-bawa? Saya paling tahu siapa Sambo, siapa Khrisna Murti, siapa Hendro Sukmono (salah satu penyidik). Saya tahu persis Pak Sambo, kita kenal baik sama beliau jadi enggak ada ikut campur dia sama sekali, boleh dibilang mendekati nol. Jadi tolong jangan dikaitkan, enggak ada urusannya," kata Edi, dalam wawancara dengan Karni Ilyas yang ditayangkan tvOne itu.
Edi lantas menceritakan, bagaimana proses autopsi dilakukan terhadap jasad Mirna. Kata dia, dokter yang melakukan autopsi mengambil sampel salah satunya di bagian pencernaan. Dari sampel itu, sang dokter curiga bahwa ada racun sianida di dalamnya yang menjadi penyebab Mirna tewas.
"Yang jelas, itu dokter keluar tangannya darah semua, itu, dibuka perutnya diambil sampel-sampel yang paling besar adalah di pencernaan itu sudah korosi berat.
Dikasih lihat saya, terus ada kain putih di taruh di meja gitu dia bilang, 'Nih Ed, saya sih curiga racunnya sianida tapi jangan diputuskan dulu karena harus ke lab'," jelas Edi.
"Dikasih lihat begitu, ditempelin merah warnanya. Waduh saya bilang, ya sudahlah kita tunggu keputusannya," sambungnya.
Edi baru mendapatkan informasi terkait kebenaran racun sianida itu, saat dirinya dalam perjalanan menuju makam keluarga di Bogor untuk mengubur Mirna. Saat itu, ia diberitahu salah satu penyidik bahwa Mirna tewas karena dibunuh menggunakan racun sianida.
"Dikasih tahu sama ya anak-anak buah lah di Unit 1 yang dipimpin Hendro Sukmono, itu dia ngomong, ‘anak lu diracun sianida;. Dia mau bunuh benar tuh," ucapnya.