Lewat Film Message of Kanjuruhan, Warga Malang Diajak Bangkit

Wakapolres Malang Kompol Wisnu Setiawan menyaksikan film Message of Kanjuruhan
Sumber :
  • dok Polres Malang

Malang - Film layar lebar berjudul Message of Kanjuruhan akan segera tayang di bioskop. Film  ini menggambarkan kisah beberapa orang dan keluarga yang harus kehilangan orang terkasih, dan berjuang untuk melanjutkan hidup. Karena di balik sebuah peristiwa yang memilukan, selalu tersimpan sebuah pesan yang sangat berharga. Dan semua harus ikhlas dan bangkit dari keterpurukan.

Pemutaran perdana Film Message of Kanjuruhan telah ditayangkan di Mopic Cinemas di Jalan Soekarno Hatta Kota Malang, pada Sabtu, 23 September 2023.

Wakapolres Malang Kompol Wisnu Setiawan didampingi beberapa Pejabat Utama Polres Malang dan Muspika Wagir, selesai menyaksikan film Message of Kanjuruhan, mengatakan bahwa film ini sarat akan motivasi-motivasi bagi masyarakat, dan juga adanya tarian tradisional serta menampilkan tempat-tempat wisata di Malang Raya, sehingga diharapkan dapat membangkitkan kembali warga Malang dan daya tarik terhadap tempat wisata di Malang Raya.

"Pesan dan kesan saya setelah melihat pemutaran Film Message of Kanjuruhan ini, yaitu adanya motivasi-motivasi kepada masyarakat malang untuk bangkit, selain itu juga menampilkan budaya tradisional Malang, serta tempat-tempat wisata di Malang Raya," katanya.

Dikatakan oleh Director Film Message of Kanjuruhan, Oy Abadi bahwa latar belakang dia menulis cerita tentang film ini adalah dia ingin ikut ambil bagian dalam membantu para korban tragedi Kanjuruhan.

"Saya hanya berpikir pada saat itu, apa yang bisa saya berikan kepada Malang. Karena saya juga tinggal di Malang, jadi pada saat kejadian saya cuman berpikir, saya tidak bisa bantu apa-apa, tapi rasa itu selalu ada di kepala saya akhirnya terseliplah sebuah tulisan message of Kanjuruhan ini," ujarnya.

Ditambahkan juga bahwa dibutuhkan kepekaan kepada kita sebagai warga Malang untuk dapat bangkit dalam keterpurukan.

"Mereka yang di sana seakan-akan menitipkan pesan kepada kita. Tinggal kepekaan kita saja, hingga sampai suatu titik dimana saya berkolaborasi untuk membikin film ini," imbuhnya.

Pria dengan sapaan Oy ini menerangkan, waktu syuting yang dibutuhkan untuk menuntaskan film ini cukup singkat. Atau hanya 12 hari. Namun mempunyai kesan yang sangat mendalam.

"Kita syuting tidak lama, hanya 12 hari. Tapi kalau dibicarakan bahwa seperti apa rasanya, secara pribadi bagaimana kami merasakan saat kejadian orang itu bertaruh hidup atau mati yang akhirnya tercetuslah sebuah judul message of Kanjuruhan," ungkap Bang Oy.

Ditempat yang sama, Co director and editor, Alfie Awra menjelaskan, ada sekitar 10 orang pemain yang terlibat dalam film ini. Dimana 1 orang saja yang diambilkan dari artis Ibu kota. Sedang lainya berasal dari Malang sendiri. 

Selain itu, seluruh tempat syuting juga berada di Malang. Seperti di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang,  Pantai Goa China, Stadion Kanjuruhan, dan beberapa tempat lainya.

"Motivasi kita dari awal ingin mengangkat tragedi ini bukan sebagai tragedi, tapi lebih ke perasaan kita saat berada di sisi mereka atau saat berada di sisi korban. Ada banyak pesan yang ingin mereka sampaikan, tapi tidak sampai di situ. artinya hanya view atau melalui filosofi filosofi atau melalui gambaran-gambaran yang lain atau firasat firasat seperti itu," kata Alfie.

Dia menambahkan, warga Malang Raya dan sekitarnya wajib untuk menonton film ini. 

"Untuk warga Malang khususnya, kenapa harus nonton ini, karena kita harus bersatu. Bagi orang tua yang nonton, biar lebih care dengan anaknya dan lebih perhatian," lanjutnya.

Melalui film Message of Kanjuruhan ini, dia mengajak seluruh warga Malang untuk bisa bangkit dari keterpurukan,  dan berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. 

"Apapun itu kita harus ikhlas. Selanjutnya adalah adalah bangkit. Kita tak boleh berlarut-larut dalam dalam tragedi. Ada waktunya kita ikhlas tanpa ada sesuatu apapun," pungkas Alfie.