Luncurkan 2 Buku, Bamsoet Ungkap 'Kegalauan' soal Bonus Demografi hingga Sikap Partai Golkar
- Youtube DPR RI
Jakarta - Ketua MPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, meluncurkan dua buku sekaligus dengan judul 'PPHN Menuju Indonesia Emas 2045' serta 'News Maker - Satu Dasawarsa The Politician Senayan'.
Bamsoet pun menjelaskan rangkuman isi kedua buku, yang dirilis bertepatan dengan ulang tahun ke-61 nya tersebut. Dimana pada buku berjudul 'PPHN Menuju Indonesia Emas 2045', isinya membahas tentang pokok-pokok haluan negara menjelang Indonesia Emas 2045 mendatang.
"Dalam buku 'PPHN Menuju Indonesia Emas 2045', intinya adalah kita hari ini menyadari bahwa kita akan punya bonus demografi, di mana anak-anak muda kita 70 persen lebih adalah usia produktif," kata Bamsoet saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Minggu, 10 September 2023.
Dia mengaku sangat tidak ingin Indonesia mengalami kegagalan seperti Brasil, yang tidak berhasil memanfaatkan bonus demografinya. Sehingga, Brasil pun menjadi negara yang gagal dan miskin, dengan beban ekonomi akibat para anak mudanya menjadi pengangguran dan beban negara.
"Kita tidak ingin 70 persen dari penduduk kita di usia muda ini, menjadi beban negara akibat meledaknya angka pengangguran pada tahun 2030 nanti," ujarnya.
Kemudian, pada buku kedua yang berjudul 'News Maker - Satu Dasawarsa The Politician Senayan', Bamsoet mengaku bahwa buku itu merupakan hadiah dari teman-teman wartawan senior. Dimana, mereka telah menyusun berbagai statement dan pemikiran Bamsoet untuk periode waktu satu dasawarsa terakhir, yang akhirnya dirangkum menjadi sebuah buku.
Yakni sejak dirinya menjadi ketua Kadin Indonesia, Anggota Komisi III DPR RI, Ketua Komisi III DPR RI, Ketua DPR RI, hingga sekarang Ketua MPR RI.
Isinya antara lain soal respons-respons yang pernah diutarakan Bamsoet pada sejumlah kebijakan pemerintah terkait masalah ekonomi, seperti misalnya pada kasus Bank Century. Lalu ada pula berbagai statement Bamsoet saat Golkar menjadi oposisi di periode Pertama Presiden Jokowi, dan pada saat Golkar telah masuk ke dalam partai pendukung Jokowi di periode kedua pemerintahannya.
"Dimana tentunya ada perbedaan ketika partai saya tidak tergabung dengan pemerintah, dan ketika sekarang sudah bergabung dengan pemerintah. Tapi seluruhnya adalah statement-statement yang berupaya melakukan pencerahan, dan kritik membangun yang coba saya lakukan," ujarnya.