Purnawirawan Mayor TNI AL Jadi Tukang Bakso Pelopori Swadaya Bedah Rutilahu

Serah terima Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) kepada warga di kampung Kranggan Wetan, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jati Sampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

Bekasi – Tidak ada prajurit purna, yang ada prajurit mati, kata seorang purnawirawan TNI Angkatan Laut, Malik Al Fattaah, saat menyerahkan dua buah kunci rumah ke dua nenek bernama Saniah dan Mamiah, warga Kampung Kranggan Wetan, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jati Sampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat. Kedua nenek itu tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).

Aksi pria yang memilih pensiun dini dari prajurit itu berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi warga tetangganya yang tinggal di sebuah gubuk. Sebagai juragan bakso, Malik--sapaan akrabnya--sering keliling kampung. Saat itu dia bertemu dengan warga yang kondisi rumah memprihatinkan nyaris ambruk.

"Di obrolan kopi itu ada warga curhat: ada tetangga di kampung kita rumahnya sudah enggak layak huni, sudah diajuin ke pemerintah tetapi tidak didukung. Bahkan di sini masih banyak rumah tidak layak huni, tetapi kepala pemerintahan dari Muspika sampai tingkat kota tidak punya solusi untuk itu," ujar Malik diwawancarai VIVA, Kamis, 24 Agustus 2023.

Purnawirawan TNI Angkatan Laut, Malik Al Fattaah

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR

Bermodal pamornya sebagai juragan bakso, Malik pun mengumpulkan warga untuk gotong royong membantu nenek bernama Saniah yang tinggal dekat rumahnya itu. Gayung bersambut, ternyata tak hanya direspons warga kampung, ajakan Malik juga mendapat sambutan di beberapa perumahan di sekitaran kawasan Cibubur tersebut. Warga kemudian bersepakat untuk merehabilitasi rumah nenek itu dengan bahu membahu menggalang dana secara swadaya masyarakat. Pada pertemuan warga itu, Malik dipilih menjadi ketua panitia pembangunan Rutilahu.

"Akhirnya warga sepakat kita pelopori kita bikin swadaya aja deh mampu dan kita bikin panitianya. Bantuan ini kita evaluasi secara rapi, semua dirinci, semuanya dibuat dan dilaporkan ke warga donatur yang menyumbang itu," ujarnya.

Malik mengatakan, warga di lingkungannya sangat peduli terhadap tetangganya yang mempunyai rumah tidak layak huni. Bahkan, warga sangat antusias memberikan bantuan sesuai kemampuannya. Mereka menyumbangkan dana, material, bahkan makanan serta dukungan moril lainnya.

"Alhamdulillah, rumah yang ditargetkan satu unit untuk Nenek Saniah ternyata terealisasi dua rumah, dengan rumah Nenek Mamiah. Saat ini masih tersisa dana yang rencana akan digunakan untuk membantu warga lainnya yang rumahnya tidak layak huni," katanya.

Lewat aksi ini juga, masyarakat perumahaan perkotaan yang dianggap selama ini individualistik dihadapkan dapat tergugah sehingga peduli terhadap sesama, terutama tetangga di sekitarnya. Selain itu, gerakan ini bisa menjadi pelopor jika ada permasalahan sosial di masyarakat.

"Jangan sampai ada tetangga meninggal, tetangga kelaparan, karena kanan kirinya enggak tahu. Ini esensinya kepada kepedulian kita, tidak hanya selogan tetapi diwujudkan dalam aksi nyata. Dan ini menjadi contoh daerah lain. Kita fokus ke solusi, bukan fokus ke masalah. Kita hadir dengan solusi. Kalau lingkungan mempunyai kepedulian, aksi nyata bisa menyelesaikan permasalahan sosial ini," katanya.

Malik mengaku bangga, aksi kepemimpinannya sebagai prajurit sangat disambut masyarakat. Terlebih bantuan sosial swadaya ini menjadi yang pertama di Kelurahan Jatirangga. Meski sudah purnawirawan, tidak menjadikan 8 wajib TNI yang pernah manjadi napas kehidupannya itu menjadi pudar atau ditinggalkan. Justru sebaliknya, dia mengaku, aksinya itu semata tak lepas dari 8 wajib TNI yang sudah mendarah daging.

"Menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan takyat sekelilingnya, senantiasa menjadi nafas dalam kehidupan setiap anggota TNI, itu sudah mendarah daging sampai akhir hayat saya," kata Malik.

"Tidak ada prajurit tua, tidak ada prajurit pensiun, dan kita kan disumpah Sapta Marga dan Delapan Wajib TNI," imbuhnya.

Saat ini Malik menekuni bisnis kuliner bakso dengan nama Bakso Ngangenin yang warungnya sudah ada di beberapa kota di tanah air, salah satunya di Bogor. Usahanya, sempat santer vidal di berbagai pemberitaan yang menceritakan perjalanan sosok prajurit yang menjadi tukang bakso dan bermimpi memiliki warung bakso di luar negeri.