Ada Informasi Bakal Dijegal, Anies: Tak Usah Berkeluh Kesah, Jangan Cengeng
- YouTube Karni Ilyas Club
Jakarta – Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan tidak pernah mengambil pusing informasi bahwa dirinya akan dijegal ketika hendak maju menjadi calon presiden (capres) 2024.
Ia bahkan menjelaskan bahwa penjegalan yang kerap terjadi dalam berpolitik adalah hal yang wajar.
"Kalau bagi saya dalam proses politik itu normal. Ada yang berusaha untuk memangkas, menghentikan dan itu merupakan kompetisi," ujar Anies kepada wartawan di Jakarta dikutip Rabu 16 Agustus 2023.
Anies pun tak pernah mengeluh terkait adanya informasi bahwa dirinya akan dijegal.
“Jadi saya tak pernah berkeluh kesah. Saya juga tidak pernah merasa dijegal, dan saya merasa inilah bukti bahwa apa yang kita kerjakan,” kata dia.
“Insyaallah, kita akan mendapatkan simpati dan kepercayaan dari masyarakat,” lanjutnya.
Anies menegaskan dia tak akan cengeng jika ada yang mencoba menghentikannya.
“Jadi, kita juga tidak usah cengeng dengan adanya yang mencoba untuk menghentikan itu kita mencoba biasa saja,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Sudirman Said mengatakan harus ada perlawanan terkait rumor Anies Baswedan segera jadi tersangka kasus dugaan korupsi Formula E. Sudirman menyebut hal itu sebagai bentuk penjegalan politik.
Isu Anies tersangka dugaan korupsi Formula E itu pertama kali dilempar mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Denny Indrayana.
"Tetapi kalau itu (penetapan Anies sebagai tersangka korupsi Formula E) bagian dari langkah politik penjegalan orang atas hak politiknya itu harus dilawan. Cara melawannya dengan opini publik, Karana ini ramahnya publik bukan pribadi," kata Sudirman kepada wartawan, Rabu, 21 Juni 2023.
Dia berharap agar isu Anies Baswedan menjadi tersangka dugaan korupsi Formula E itu tidak benar terjadi. Sudirman khawatir potensi penyalahgunaan hukum.
"Penyalahgunaan hukum tidak terjadi dan semua memperoleh perlakuan yang adil, semua mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi. Bukan sama-sama tidak suka kemudian digunakan segala cara," jelas Sudirman.