Baru Telkom Group yang Jalankan Layanan FMC Seutuhnya
- Unsplash
VIVA – Operator telekomunikasi di Indonesia berlomba-lomba mengklaim sebagai operator penyelenggara Fixed Mobile Convergence (FMC). Dari beberapa operator tersebut, nampaknya Telkom merupakan operator pertama yang melakukan integrasi layanan jaringan pita lebar tetap (fix broadband) ke unit usaha selular, yakni Telkomsel. Dengan demikian bisa dibilang Telkomsel saat ini tengah menerapkan ‘True FMC’ karena penerapan produk dan layanan, yang mencakup selular, TV berbayar, internet rumahan, hingga telepon rumahan dilakukan dalam satu atap/ manajemen.
Langkah integrasi tersebut juga diikuti oleh XL. Menurut Dian Siswarini, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, XL juga akan melakukan proses integrasi layanan jaringan internet tetap dan bergerak selularnya menjadi satu atap. Tujuannya untuk memperkuat fondasi sebagai perusahaan penyedia layanan konvergensi di Indonesia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Dian mengatakan akan mengimplementasikan pembentukan entitas Serve Co dan Fiber Co, sehingga nantinya XL Axiata menjadi perusahaan Serve Co yang akan menangani semua layanan FMC dan fixed broadband. Sedangkan LinkNet akan diposisikan sebagai perusahaan yang fokus untuk menyediakan jaringan backbone.
Dr. Ir. Ian Yosef Matheus Edward, Pengamat Telekomunikasi dari ITB, mengatakan bahwa saat ini seluruh operator telekomunikasi yang ada di Indonesia tengah berjuang untuk memberikan layanan FMC bagi pelanggannya. Diakui Ian, proses integrasi Telkom dan Telkomsel menjadi perusahaan FMC jauh lebih cepat dibandingkan kompetitornya.
Masih berprosesnya XL dalam melakukan integrasi menjadi FMC karena kendala teknis dan non teknis. Kendala teknis yang dihadapi XL dalam menjalankan FMC seperti masih banyaknya jaringan First Media yang masih menggunakan Teknologi Hybrid Fiber Coaxial (HFC) atau gabungan kabel fiber dan koaksial, sehingga saat ini XL belum bisa mengintegrasikan jaringannya menjadi ‘True FMC’.
"Namun kendala yang paling berat menurut saya, yang dihadapi XL adalah masalah manajemen. Melakukan integrasi dari 2 perusahaan yang berbeda antara XL dan LinkNet tentu memiliki tantangan tersendiri. Jika kendala teknis mudah dan cepat dilakukan, namun kendala manajemen membutuhkan waktu yang cukup lama," ucap Ian.
Cepatnya Telkom Group melakukan integrasi Indihome ke Telkomsel sebagai implementasi inisiatif FMC dinilai Ian karena selama ini yang menyediakan jaringan internet terlengkap adalah Telkom Group. Sedangkan manajemen Telkomsel berada di bawah Telkom, sehingga semua perintah mengenai integrasi jaringan dapat dilakukan dengan relatif mudah dan cepat.
"Karena dalam satu manajemen Telkom Grup, sehingga lebih mudah untuk melakukan integrasi Indihome dengan Telkomsel. Perintah melakukan FMC ibaratnya bisa dilakukan dalam satu tarikan nafas. Beda dengan perusahaan yang manajemennya lebih dari 1," terang Ian.
Lanjut Ian, sejatinya FMC itu dapat menggabungkan layanan selular dan fixed line internet, sehingga pelanggan tak merasakan perpindahan jaringan antara jaringan selular dan jaringan internet tetap. Dengan gabungan ini, pelanggan juga dapat menikmati berbagai produk inovatif dalam satu layanan serta satu billing.
"Seharusnya dengan FMC, pelanggan tidak direpotkan dengan berbagai tagihan dan beragam produk yang ditawarkan oleh lebih dari satu operator telekomunikasi. FMC ini merupakan cikal bakal teknologi 6G yang nantinya akan mengintegrasikan layanan internet jaringan tetap, selular, dan satelit," terang Ian.
Saat ini, lanjut Ian, hanya Telkom Group yang memiliki layanan telepon, selular, internet jaringan tetap, dan satelit, sehingga Telkom Group merupakan satu-satunya operator di Indonesia yang memiliki sumber daya lengkap untuk mengimplementasikan 6G di Indonesia. Karena mereka memiliki semua lisensi dan layanan telekomunikasi.
Ian berharap semua operator dapat bergerak cepat untuk dapat mewujudkan FMC ini. Tujuannya agar kepuasan terhadap pelayanan ke pelanggan dapat paripurna dan memiliki nilai tambah yang signifikan.