Ketua KPK Apresiasi Puspom TNI Gerak Cepat Tahan Kabasarnas dan Anak Buahnya
- Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden
Jakarta – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri menyampaikan apresiasi kepada Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI atas penetapan tersangka dan penahanan Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi (HA) dan Koordinator Staf Administrasi Kabasarnas Letkol Afri Budi Cahyanto (ABC).
"Segenap insan KPK menyampaikan apresiasi kepada jajaran TNI yang telah memproses penanganan perkara dugaan tindak korupsi di Basarnas secara cepat dan progresif," kata Firli Bahuri saat konferensi Pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin, 31 Juli 2023.
Selain itu, kata Firli, pihak Puspom TNI juga bergerak cepat langsung menahan keduanya atas dugaan suap pengadaan barang dan jasa di lingkungan Basarnas. "Bergerak cepat melalui penahanan para terduga pihak penerima dugaan suap pengadaan barang dan jasa yang telah disampaikan," katanya.
Firli menjelaskan, pihaknya pun telah melakukan penahanan kepada tiga pemberi suap HA dan ABC. Pertama yaitu berinisial MR pada tanggal 26 - 14 Agustus 2023 untuk penahanan sementara.
Kemudian, inisial RA dilakukan penahanan sejak tanggal 26 Juli sampai dengan 14 Agustus 2023. Selain itu, terhadap MG juga dilakukan penahanan dari tanggal 31 Juli.
"Dengan ditahannya 5 orang tersangka, 2 orang yang ditangani dan ditahan oleh Puspom TNI dan 3 orang sebagai pemberi suap juga sudah dilakukan penahanan oleh KPK," katanya.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Kepala Basarnas Marsekal Madya (Marsdya) TNI Henri Alfiandi (HA) atas dugaan kasus korupsi pengadaan alat Deteksi Korban Reruntuhan.
Tak hanya dia, KPK juga menetapkan empat orang tersangka lainnya dalam kasus yang sama, keempat orang itu yakni Koordinator Administrasi (Koorsmin) Kepala Basarnas, Letnan Kolonel Adm, Afri Budi Cahyanto (ABC); Komisaris Multi Grafika Cipta Sejati, Mulsunadi (MS); Direktur Utama PT Intertekno Grafika Sejati, Marilya (MR); dan Direktur Utama PT Kindah Abadi Utama, Roni Aidil (RA).
Wakil ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan bahwa Henri Alfiandi dan Afri Budi Cahyanto diduga telah menerima uang suap pengadaan barang tender sebanyak Rp 88,3 Miliar. Uang tersebut didapat Henri dan Afri dalam kurun waktu 2021 hingga 2023.
"Diduga HA bersama dan melalui ABC diduga mendapatkan nilai suap dari beberapa proyek di Basarnas tahun 2021 hingga 2023 sejumlah sekitar Rp88, 3 Miliar dari berbagai vendor pemenang proyek," ujar Alexander Marwata di gedung KPK, Rabu 26 Juli 2023.