Wujudkan Ketahanan Nasional, BNPT Ajak Milenial Jauhi Paham Radikalisme
- Dok. Istimewa
Jakarta – Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Brigadir Jenderal Polisi R. Ahmad Nurwakhid, berbicara mengenai ketahanan nasional yang menurutnya adalah kondisi dinamis yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bernegara seperti ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, hukum, pertahanan, dan keamanan.
Nurwakhid mengatakan bahwa ketahanan nasional dapat diwujudkan melalui ketahanan ideologi oleh masyarakat.
"Ideologi adalah ide, paradigma, pondasi, falsafah, dan arah dalam kehidupan berbangsa, sehingga dalam berbangsa (ideologinya) harus sama. Sebagai bangsa Indonesia kita sudah menyepakati Pancasila sebagai ideologi negara," kata Nurwakhid dalamDialog Tokoh Nasional yang diselenggarakan oleh Rumah Kepemimpinan yang dikutip Minggu, 30 Juli 2023.
Dia mengatakan, mahasiswa perlu mengetahui ancaman-ancaman terhadap ketahanan ideologi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Sebagai pemimpin dan kader pemimpin bangsa ini, perlu memiliki sifat komitmen kebangsaan (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945), toleransi, antikekerasan, akomodatif terhadap budaya dan kearifan lokal, serta mengakui dan menghormati pemerintah yang sah," ujar Nurwakhid
Nurwakhid mengajak para mahasiswa untuk memaksimalkan perannya dengan ilmu, pengetahuan, dan penguasaan teknologi yang dimiliki agar turut serta menjadikan Pancasila sebagai dasar bernegara. Sehingga harapannya Peserta Rumah Kepemimpinan dapat menjadi pemimpin yang moderat sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam program pembinaan.
Berkenaan dengan radikalisme Nurwakhid menyampaikan bahwa secara prinsip menjadi radikal atau fundamental dalam menjalankan aturan agama itu wajib. Namun ketika dijadikan sebagai faham atau ideologi sehingga tercipta radikalisme dan fundamentalisme maka itulah yang harus dihindari karena sudah muncul manipulasi dan distorsi agama yang dilakukan oleh oknum tertentu.
“Rumah Kepemimpinan menyiapkan generasi masa depan Republik Indonesia melalui program pembinaan kepemimpinan bagi mahasiswa yang kini memasuki usia millenial," ungkap Nurwakhid.
Lebih dalam lagi, kepemimpinan yang dimaksud mengusung prinsip kemoderatan (ummatan wa sathon), berada di tengah dalam artian tidak ekstrem kanan atau ekstrem kiri, serta menjadi rahmat bagi semesta alam. Di mana hal tersebut tentunya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara.
Sementara itu, Dewan Pembina Rumah Kepemimpinan, Musholli, mengatakan bahwa dirinya menyambut baik upaya yang dilakukan oleh BNPT. Khususnya dalam menghadirkan kepemimpinan yang berakhlak, berlandaskan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Prinsip-prinsip kepemimpinan yang berakhlak, berlandaskan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin tersebut telah ditanamkan kepada peserta dan alumni Rumah Kepemimpinan sejak 21 tahun berdiri," ujar Musholli