4 Oknum Polisi Ditahan karena Peras Transpuan Rp 50 Juta

Deca dan Fury datangi Gedung Bidang Propam Polda Sumut.
Sumber :
  • VIVA/B.S. Putra.

Medan – Empat oknum polisi diduga melakukan pemerasan terhadap dua orang transpuan sebesar Rp 50 juta. Mereka telah dilakukan penahanan tempat khusus (Patsus) oleh penyidik Bidang Propam Polda Sumut.

Korban sendiri masing-masing bernama, Kamaluddin alias Deca dan Rianto alias Fury. Sedangkan, empat oknum polisi di Patsus itu. Salah satunya perwira polisi berinisial Ipda PG

"Sudah dipatsus (kurung) selama lima hari di Bidang Propam," ucap Kepala Bidang Propam Polda Sumut, Kombes Pol. Dudung kepada wartawan, di Mako Polda Sumut, Jumat 7 Juli 2023.

Deca dan Fury datangi Gedung Bidang Propam Polda Sumut.

Photo :
  • VIVA/B.S. Putra.

Dalam penyidikan kasus tersebut, Dudung mengatakan empat oknum polisi itu lah, diduga yang melakukan pemerasan terhadap dua transpuan tersebut. "Masih lakukan pemeriksaan. Sementara baru 4 personel itu saja. Termasuk perwira berpangkat Ipda," jelas Dudung.

Kasus ini, berdasarkan surat laporan nomor STTLP/B/758/VI/2023/SPKT/Polda Sumut, alasan keduanya membuat laporan karena diamankan oleh sejumlah oknum Polda Sumut. Tepatnya pada 19 Juni 2023. Besok harinya tanggal 20, kedua diduga diperas oleh delapan oknum polisi. 

Salah satu korban, Deca mengungkapkan kronologi kasus dialaminya, berawal Senin malam, 19 Juni 2023. Dia mendapatkan pesan melalui WhatsApp, dari seorang laki-laki dengan akun WhatsApp, bernama Hans mengajak kencan dengan berhubungan badan.

Deca dan Hans membuat janji bertemu di hotel di kawasan Jalan Ringroad, Kota Medan, pada malam itu, sekitar pukul 19.00 WIB. 

"Jadi di jam 19.11 WIB, aku dapat WhatsApp dibilang lu bisa open BO ST katanya, aku bilang bisa. Dia tanya tarif berapa terus," kata Deca kepada wartawan di Kantor LBH Medan, Jumat 23 Juni 2023.

Namun, Hans meminta layanan treesome dengan harga disepakati Rp 700 ribu per orang. Deca diminta mencarikan temannya satu lagi, untuk melakukan berhubungan seks bertiga.

"Dia nanya teman, aku bilang enggak ada teman. Kalau mau aku tanya berapa biaya buat aku carikan, lalu aku kasih ke teman aku sebelum," jelas Deca.

Ilustrasi oknum polisi.

Photo :
  • Antara FOTO.

Deca menjelaskan bahwa ia menghubungi rekannya bernama Puri. Kemudian, mereka diminta untuk datang ke hotel tersebut.

"Kami bareng-bareng ke hotel, sempat menunggu lama lalu. Kami naik ke lantai tiga kamar nomor 301," kata Deca.

Dia menjelaskan, di dalam kamar ia dan rekannya langsung bertemu dengan laki-laki yang memesannya. Di sana, mereka diminta untuk membuka seluruh pakaiannya. Namun, keduanya menolak dan meminta uang panjar kepada laki-laki tersebut.

Kemudian, laki-laki tersebut masuk ke dalam kamar mandi. Tak lama, pintu kamar mereka pun digedor dari arah luar. Setelah pintunya di buka, ternyata ada sejumlah pria berpakaian preman yang diduga oknum polisi.

"Di situ terjadi penggerebekan itu, enggak ada alasan apapun, mereka langsung menangkap kami. Ada sekitar delapan orang," tutur Deca.

Kemudian, Deca menjelaskan dirinya sempat memberontak dan mempertanyakan surat penangkapan terhadap dirinya dan temannya itu. Deca mengatakan, saat itu pria yang datang diduga oknum polisi itu melakukan pemeriksaan di kamar.

Tak lama, laki-laki yang memesannya pun keluar dari dalam kamar mandi. Lalu, diduga oknum polisi ini pun melakukan pemeriksaan dan ditemukan sabu dari tangannya. 

"Jadi tamu kami itu pura-pura ngeluarin bungkusan, langsung kami dibilang mau makai narkoba di hotel itu. Kami bilang enggak ada niat untuk itu, pembahasan di-chat WA juga enggak ada ngebahas itu," ucapnya.

Dia menuturkan, setelah itu mereka pun dibawa dan juga laki-laki yang memesannya. Namun, mereka dibawa secara terpisah menggunakan dua unit mobil. 

"Kami di bawa, handphone saya di tahan, dia nakut-nakutin aku dia bilang aku kena pasal perdagangan orang," ujarnya.

Disampaikan, tak lama mobil yang membawa itu pun tiba di Polda Sumut dan mereka dibawa langsung ke sebuah ruangan di sana. "Sampai di Polda, kami diintrogasi mereka memaksa aku buka rekeningku. Kami diperiksa di sana, dia ngomong gol ini," bebernya.

Singkat cerita, saat itu terjadi negosiasi antara diduga oknum polisi tersebut dengan Deca dan timbullah kesepakatan bahwa uang damai tersebut Rp50 juta. Setelah uang itu ditransfer, mereka diminta untuk menandatangani surat perjanjian bahwa tidak akan mempersoalkan permasalahan ini lagi di kemudian hari. 

Kemudian, setelah itu mereka pun langsung diantarkan menggunakan mobil dan diturunkan ke depan Pengadilan Agama di Jalan SM Raja Medan, tidak Mako Polda Sumut.