Banyak Anak Muda Tak Peduli Pancasila, Pegiat Spritual: Banyak Tantangan Dahsyatnya

Ilustrasi Pancasila.
Sumber :
  • Andri Prasetiyo

Jakarta - Sebagian generasi muda mungkin mempertanyakan relevansi Pancasila dalam kehidupan saat ini. Kondisi itu dinilai jadi tantangan untuk mengembalikan paham Pancasila sebagai dasar negara sekaligus jalan spritual bangsa.

Demikian disampaikan pegiat spiritual dari Pusaka Indonesia, Setyo Hajar Dewantoro, dalam Kuliah Kelas Konstitusi seri ke-3 di kantor Sekretariat Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-Polri (Foko), Jakarta. Menurut Setyo, menyalakan api Pancasila tidaklah mudah karena merupakan pekerjaan agung.

Bagi dia, dalam mengobarkan semangat nyala api Pancasila perlu manusia berjiwa Pancasilais. Namun, ia menekankan setiap generasi yang lahir itu memiliki tantangan sesuai zamannya.

"Generasi itu lahir jika menjalani ajaran dan laku spiritual yang dipraktikkan dan ajarkan sebagai spiritualitas murni dan dikembangkan lewat latihan yang terus menerus. Tentu saja, tak banyak yang tertarik, tak siap dan sanggup melakoninya," kata Setyo, dalam keterangannya yang dikutip pada Selasa, 20 Juni 2023.

Kuliah Kelas Konstitusi Seri ke-3 di kantor Sekretariat Foko, Jakarta.

Photo :
  • istimewa

Setyo menyebut untuk melahirkan dan menciptakan manusia berjiwa Pancasilais ada banyak tantangan dahsyatnya. Dia bilang, upaya membangun manusia Pancasilais sebagai jalan sunyi, yang tak banyak temannya dan pendukung ekosistemnya.

Maka itu, menurutnya yang menempuh jalan sunyi menyalakan api Pancasila akan menghadapi resiko besar.

"Oleh kaum relijius dianggap sesat karena tak sesuai kitab suci. Sedang bagi pemeluk spiritualitas lokal juga dianggap salah karena tak selaras dengan pakem, paugeran, yang telah dilembagakan sebagai adat dan tradisi," jelas Setyo.

Pun, dia mengatakan untuk menyalakan api Pancasila saat ini tidak mudah. Dia menyampaikan demikian karena semua lini kehidupan termasuk ekonomi politik sudah tak punya roh Pancasila.

Bagi dia, untuk mewujudkan karakter jiwa Pancasilais perlu ada jembatan atau metode yang namanya hening cipta. "Yaitu menjalankan laku tindakan menyadari betul-betul keilahian di dalam diri, menyadari nafas kita hidup dituntut tuntutan paling agung dari Tuhan, yang diturunkan di relung hati," ujarnya.

Kemudian, untuk mewujudkan manusia berjiwa Pancasilais, Setyo mengharapkan mestinya muncul komunitas kecil yang betul-betul memegang teguh dan mempraktikkan Pancasila.

Dia mengatakan peran komunitas berjiwa Pancasilais diperlukan untuk menyalakan semangat Pancasila.

"Kalau tanpa ada orang berjiwa Pancasilais, kita mau apa saja pasti mentok, kita berhadapan dengan kekuatan yang sangat luar biasa, ekonomi ya politik. Satu-satunya jalan ya keajaiban," tutur Setyo.