Singgung Partai NasDem, Mahfud MD Bicara Tak Ada Kawan dan Lawan Abadi dalam Politik

Menkopolhukam Mahfud MD
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyinggung Partai Nasional Demokrat (NasDem) saat berbicara soal politik praktis di Indonesia. Menurutnya, tidak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik. 

Hal tersebut diungkap Mahfud MD saat memberi sambutan di Seminar Nasional dengan tema Literasi Media dan Politik Jelang Pemilu 2024 di Universitas UIN Jakarta.

Awalnya, Mahfud menjelaskan bahwa politik merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Namun dalam praktiknya, acap kali tidak selalu bagus. 

"Secara praktis, politik itu logikanya bagus tapi praktiknya tidak selalu bagus. Karena di dalam politik itu dalilnya adalah kepentingan. Siapa, mendapat apa, dan dengan cara bagaimana. Itu politik. Yang penting dapat," kata Mahfud dalam sambutannya, Selasa, 23 Mei 2023.

Mahfud MD saat hadiri RDP Dengan Komisi III DPR terkait 349 triliun.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Saya siapa, saya harus dapat itu, caranya yang penting dapat, itu praktisnya, bukan itu definisi, bukan. Itu praktis. Kalau kita lihat sekarang apa yang terjadi di tengah-tengah kita, ya itulah," sambungnya.

Lalu Mahfud menyebut bahwa partai politik di Indonesia itu saling beradu kuat satu sama lain. Tak terkecuali saat sebelum kontestasi Pemilu akan digelar.

"Sehingga di sini yang terjadi adalah adu kuat. Pun di dalam pemilu yang akan kita songsong ini, saudara, ya adu kuat. Tidak ada kawan atau lawan yang abadi. Ya, ada kepentingan yang abadi," ujar Mahfud.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh

Photo :
  • Youtube Nasdem

Mahfud MD pun mengumpamakan Partai NasDem yang bisa saja awalnya berkawan dengan partai politik lain, lalu tiba-tiba bermusuhan dengan partai lain karena ada perbedaan kepentingan. 

"Bisa saja suatu saat Ketua Partai Nasdem berkawan dengan Ketua Partai lain, tetapi ketika suatu saat kepentingannya berbeda bermusuhan, dan jangan ikuti permusuhan itu secara sungguh-sungguh karena bisa saja dalam waktu dekat bersatu lagi, yang di bawah terlanjur bermusuhan. Itu yang jadi masalah nantinya kalau itu diikuti," tutupnya.