Pemerintah Diminta Ambil Langkah Antisipasi Terkait Ancaman El Nino
VIVA Nasional – Fenomena El Nino atau kemaru kering yang diprediksi akan melanda Indonesia, penting untuk diantisipasi oleh pemerintah di daerah dan pusat. Apalagi Indonesia dengan wilayah pertaniannya, bisa berdampak.
Guru Besar Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad), Prof.Dr. Tualar Simarmata mengatakan salah satu antisipasi yang bisa dilakukan adalah pemetaan potensi masalah.
"Yang pasti petani itu berkaitan dengan air, bagaimana caranya supaya tanaman tidak kekeringan, itu mungkin yang bisa diantisipasi. Jadi sekarang dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus membuat pemetaan, di mana saja lokasi yang akan terdampak," jelasnya, dikutip Jumat 12 Mei 2023.
Dengan pemetaan itu maka bisa diambil solusi. Termasuk penggunaan teknologi yang tepat guna, apakah menggunakan pompa air untuk pengairannya atau dengan irigasi tertentu.
"Kemudian diidentifikasi juga kalau tidak ada hujan, ada nggak sumber air yang bisa digunakan. Kalau ada sumber airnya, teknologi apa yang bisa digunakan agar air itu bisa sampai ke lahan, apakah dengan bantuan pompa, kemudian berikutnya langsung pelaksanaan," jelasnya.
Antisipasi ini penting, agar pemerintah tidak bekerja layaknya pemadam kebakaran. Antisipasi juga untuk bisa tetap mendukung sektor pertanian dengan maksimal.
"Saya kira mesti dilakukan sekarang, kalau terlalu dadakan seperti pemadam kebakaran. Kaitannya juga dengan masalah anggaran kan. Kalau begitu, mestinya segera dirapatkan dengan anggota dewan," jelasnya.
Hingga saat ini, Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai antisipasi El Nino. Seperti membangun infrastruktur pengairan guna memastikan air sampai ke lahan petani.
Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, telah mengalokasikan pembangunan Embung 500 unit. Lalu Perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) 3.213 unit, dan hibah pompa air untuk daerah rawan kekeringan 1.900 unit pada tahun 2023.
Sepanjang 2020 sampai 2022, Kementan telah melakukan kegiatan irigasi untuk meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau. Yakni RJIT sebanyak 11.866 unit, Perpompaan 2.177 unit, Perpipaan 439 unit, dan pembangunan Embung 1.531 unit. Berbagai infrastuktur juga bisa dimanfaatkan mengantisipasi dampak El Nino.
Kementan juga mendorong para petani ikut dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Ini menjadi mitigasi apabila nanti terjadi gagal panen karena adanya kekeringan. Koordinasi dengan BMKG juga dilakukan untuk menyamakan validasi cuaca. Dengan begitu antisipasi perubahan cuaca ekstrem yang berdampak pada pertanian.
"Menghadapi musim kering ekstrim atau El Nino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia," kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.