6 Kasus Korupsi yang Libatkan Pasangan Suami Istri, Terbaru Ben Brahim
- Antara
VIVA Nasional – Ditangkapnya Bupati Kapuas, Kalimantan Tengah Ben Brahim dan istrinya Ary Egahni sebagai tersangka korupsi oleh KPK menambah daftar panjang suami-istri pejabat korup di Indonesia.
Gaya hidup mewah hingga modal politik yang mahal jadi alasan utama mengapa banyak pasangan politisi bersama-sama, bahu-membahu melakukan kejahatan korupsi gerogoti keuangan negara.
Lantas, siapa saja pasangan suami istri yang kompak korupsi? Mari simak ulasannya berikut ini:
1. Ismunandar dan Encek Unguria
Mengutip berbagai sumber Senin 3 April 2023, bekas Bupati Kutai Timur, Ismunandar dan bekas Ketua DPRD Kutai Timur, Encek terbukti bersalah dalam perkara suap sebesar Rp22 miliar, terkait pekerjaan infrastruktur di Pemerintah Kabupaten Kutai Timur pada periode 2019-2020.
2. Ade Swara dan Nurlatifah
Bekas Bupati Karawang Ade Swara dan istrinya, Nurlatifah terjerat kasus korupsi dan pencucian uang terkait dengan izin Surat Pernyataan Pengelolaan Lahan (SPPL) PT Tatar Kertabumi. Keduanya dihukum selama 7 dan 6 tahun penjara serta denda Rp 400 dan Rp 300 juta. Putusan diktuk pada Kamis, 14 Januari 2015.
3. Budi Antoni dan Suzana
Bekas Bupati Empat Lawang Budi Antoni dan istrinya, Suzana terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan memberikan keterangan yang tidak benar selama mengikuti persidangan. Akibat ulah tersebut, keduanya divonis 4 tahun dan 2 tahun penjara serta denda Rp 150 juta dengan subsider 2 bulan kurungan.
Sayang, vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan jaksa. Budi sebelumnya dituntut 6 tahun dan 4 bulan penjara dengan denda Rp 200 juta dan subsider 2 bulan. Sedangkan Suzana dituntut 4 tahun kurungan dengan denda yang sama. Menurut hakim saat itu keduanya adalah korban serta masih memiliki anak yang masih kecil-kecil.
4. Romi Herton dan Masyitoh
Bekas Walikota Palembang Romi Herton dan istrinya Masyitoh terlibat kasus suap sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Mahkamah Konstitusi. Keduanya terbukti menyuap mantan Ketua MK Akil Mochtar senilai Rp 11,3 miliar dan US$ 316 ribu melalui perantaranya, Muhtar Efendy. Keduanya berhasil terpengaruh Muhtar yang menawarkan jasanya untuk mengurus sengketa pilkada di MK.
5. M Nazaruddin dan Neneng Sri Wahyuni
Mantan kader Partai Demokrat, Nazaruddin dan istrinya Neneng Sri Wahyuni juga terlibat kasus korupsi namun dalam kasus berbeda. Nazaruddin untuk kasus Wisma Atlet serta pencucian uang. Sedangkan Neneng dalam kasus Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Nazaruddin terbukti menerima suap senilai Rp 4,6 miliar dari perusahaan pemenang lelang proyek Wisma Atlet, PT Duta Graha Indah. Sedangkan neneng terbukti mempengaruhi proses pemenangan perusahaan dalam proses lelang proyek.
6. Akil Mochtar dan Ratu Rita
Bekas ketua MK Akil Mochtar divonis bui seumur hidup lantaran menerima suap dari pihak bersengketa di MK. Selain itu Akil juga terbukti gemar menerima suap dari pejabat-pejabat yang terjerat kasus hukum. Akil menggunakan rekening perusahaan milik istrinya, Ratu Rita sebagai tempat menyimpan uang suap. Perusahaan tersebut yakni CV Ratu Samagat.