Mahfud: Budi Gunawan Setiap Malam WA Kasih Info Intelijen, Padahal Bukan Anak Buah Menkopolhukam
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Menkopolhukam Mahfud MD buka-bukaan jika dirinya setiap malam mendapatkan laporan intelijen resmi dari Kepala BIN Budi Gunawan. Hal ini diungkapkan Mahfud saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI soal transaksi janggal Rp349 triliun di Kementerian Keuangan, Rabu malam.
Mahfud menjelaskan, seharusnya Budi Gunawan tidak melaporkan hal itu ke Mahfud lantaran BG sapaan Budi Gunawan bertanggungjawab langsung ke Presiden Jokowi bukan ke Menkopolhukam.
“Pak Budi Gunawan itu anak buah langsung Presiden, bertangungjawab kepada Presiden, bukan anak buah Menko Polhukam. Tapi setiap minggu laporan resmi info intelijen kepada Menko Polhukam. Coba saudara (Arteria Dahlan) bilang ke Pak Budi Gunawan, menurut Undang-Undang BIN bisa diancam 10 tahun penjara, berani ndak menurut Pasal 44. Tiap malam saya dengan Pak Budi Gunawan di wa saya info intelijen,” ujar Mahfud.
Pernyataan Mahfud ini depicu dari ucapan Arteria yang mempertanyakan alasan Kepala Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana terkait data analisis transaksi keuangan Rp349 triliun kepada Mahfud MD. Padahal, status Mahfud sebagai Ketua Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan TPPU
“Kan persis yang saudara bicara kepada saya, bahwa kalau menyampaikan ke Menko Polhukam 10 tahun. Lah BIN menyampaikan bukan ke presiden, tapi ke saya. Ini bulan Maret aja. Itu info intelijen masa ndak boleh, lalu mau dihukum 10 tahun Pak Budi Gunawan. Dia bukan bawahan polhukam, tapi selalu lapor resmi olahan kepada saya,” kata dia.
Kata Arteria
Arteria Dahlan menyayangkan sika Mahfud yang membenturkan dirinya dengan Kepala BIN Budi Gunawan. Meski demikian, dia tetap menghormati Mahfud sebagai orang tua dan guru.
“Saya punya karier dari kecil prof. Saya tidak pakai fasilitas apapun, tiba-tiba prof mencoba membenturkan saya dengan amat yang saya hormati Pak Budi Gunawan tadi,” kata dia.
“Bagi saya, takdir saya kalau pun saya harus berhenti di sini, saya berhenti Prof. Mimpi saya jadi anggota DPR, enggak pernah saya punya cita-cita. Saya tidak takut kehilangan jabatan, dan saya tidak bisa diancam-ancam,” ujar dia.
“Kalaupun hari ini nanti setelah ibu pimpinan saya mengatakan Arteria berhenti, ya saya berhenti Prof. Karena saya juga bisa terpilih, kalau saya enggak mungkin. Itu pasti ada budi baik tangan pimpinan, wong saya bukan orang sana bisa kepilih. Kalau coba dibenturkan begitu saya siap, enggak apa-apa. Tapi prof juga ingat saya di sini mewakafkan diri prof, untuk belajar menjadi anggota DPR yang baik,” kata dia.