7 Sesar Aktif RI Ini Berpotensi Memicu Gempa Dahsyat, Mirip di Turki

Ilustrasi/Kondisi topografi Pulau Sumatera yang berada di Patahan Sumatera
Sumber :
  • VIVA.co.id/istimewa

VIVA Nasional – Gempa bumi berkekuatan 7,8 magnitudo yang mengguncang Turki telah memakan ribuan korban, hingga menyebabkan kerusakan yang dahsyat. Indonesia dengan itu mewaspadai, sebab terdapat potensi sesar serupa yang ada di wilayah Indonesia salah satunya Sesar Cimandiri.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa yang terjadi di Turki itu memberikan peringatan bahwa Indonesia merupakan daerah rawan sesar aktif.

"Gempa Turki mengingatkan bahwa sesar aktif dengan pergerakan geser mendatar atau strike slip dapat menyebabkan kejadian gempa katastrofi dan gempa bumi yang kompleks," kata Dwikorita dalam konferensi pers Kamis, 23 Februari 2023.

Maka dengan itu, Dwikorita menekankan untuk dilakukan kajian yang lebih komprehensif mengenai zona sesar geser yang ada di Indonesia.

Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Dwikorita Karnawati

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Misalnya ini yang mirip dengan apa yang ada di Turki, yaitu Sesar Besar Sumatera, Sesar Palu-Koro dan Sesar Matano di Sulawesi. Kemudian Sesar Cimandiri di Jawa Barat, Sesar Opak di DI Yogyakarta, Sesar Gorontalo di Gorontalo, Sesar Sorong di Sorong, Sesar Tarera Aiduna di Selat Kalimantan Selatan, dan Sesar Yapen Timur Kepala Burung," ujarnya.

Dwikorita mengatakan, hal yang harus diwaspadai selanjutnya, yaitu gempa akibat patahan multisegmen. Patahan itu menurutnya mengartikan bahwa patahan terbagi menjadi beberapa segmen, dan juga berdekatan dengan patahan lain.

"Jadi tidak hanya patahan tunggal, tapi ada patahan lain di sekitarnya," ucapnya.

Dia mengatakan, dari gempa di Turki itu telah memecahkan seluruh segmen Sesar Anatolia Timur. Itu menyebabkan Segmen Anatolia Timur terbagi menjadi enam dengan total panjang 300 kilometer.

"Fenomena ini memberikan peringatan bagi kita yang ada di Indonesia untuk mewaspadai adanya potensi gempa multisegmen, yang sangat mungkin terjadi," imbuhnya.