Astra Bantah Tawarkan Hadiah Mobil kepada Nono, Peraih Juara 1 Lomba Matematika Dunia Asal NTT
- Jo Kenaru/ Manggarai Timur-NTT.
VIVA Nasional – Caersar Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono menjadi trending belakangan ini setelah menjuarai kompetisi sempoa dunia, International Abacus World Competition (IAWC) 2022. Dalam kompetisi yang dilakukan secara virtual itu, bocah 7 tahun ini mengalahkan 7.000 peserta dari seluruh dunia.
Setelah menyabet juara 1 pada lomba sempoa internasional, nama Nono mendadak melambung. Anak pasangan Rafli Meo Tnunay dan Nuryati Seran itu kebanjiran penghargaan pun tawaran hadiah.
Pada 27 Januari 2023 lalu, Nono berkunjung ke kantor pusat Astra, sebab Nono merupakan murid dari sekolah binaan Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR). Dalam pertemuan itu Nono ditawari mobil oleh YPA-MDR tapi pemegang juara lomba matematika yang diselenggarakan International Abacus Brain Gym (ABG) itu menolak. Siswa kelas 2 SD itu lebih memilih mendapatkan beasiswa ketimbang menerima hadiah.
Pihak Astra lantas membantah kabar tersebut. Menurut pihak Astra, saat berkunjung ke kantor pusat Astra, pihak YPA-MDR hanya memperbincangkan rencana pendidikan Nono ke depan.
“Itu enggak benar. Kita tidak pernah menyampaikan bahwa kita akan memberi mobil, yang benar itu adalah kami memperhatikan masa depan Nono bagaimana perkembangannya nanti apa kelanjutan sekolahnya, itu kami perhatikan,” katanya.
“Tapi statement-statement yang ada di pemberitaan maupun di sosial media sehubungan dengan Astra yang akan memberikan mobil itu tidak benar,” kata Ketua Pengurus YPA-MDR, Herawati Prasetyo, usai penandatanganan kerja sama antara Astra dengan Pemkab Manggarai Timur (Matim) Nusa Tenggara Timur, Jumat 3 Februari 2023.
Yayasan Pendidikan Astra, kata Herwati, berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam memajukan pendidikan Indonesia di wilayah tertinggal melalui pola pembinaan empat pilar yaitu akademi, karakter, seni budaya dan kecakapan hidup yang adaptif, inovatif dan berdampak.
Beasiswa
Sedangkan untuk masa depan Nono sendiri, pihak Astra tidak bisa ikut campur. Tapi YPA-MDR menyiapkan beasiswa kepada Nono nanti saat masuk universitas.
“Semuanya itu tergantung dari orang tuanya. Kami dari pihak Astra hanya sebagai fasilitator kami tidak bisa menentukan masa depannya, tapi yang pasti kami akan perhatikan ke depannya itu gimana, misalnya dalam pemberian beasiswa itu akan kami perhatikan. Kalau untuk beasiswa kami akan bekerja sama dengan pihak Astra yang lain. Pemberian beasiswa baru diambil pada saat masuk universitas karena SD SMP SMA kan tidak membutuhkan biaya SPP,” ujarnya.
Diungkapkannya, Astra terus mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia termasuk di Sekolah Dasar Negeri Inpres Buraen 2 di Kabupaten Kupang tempat Nono bersekolah. YPA-MDR, ujar Herawati memberikan serangkaian program pembinaan secara konsisten bagi tenaga pendidik di SDN Inpres Buraen termasuk ibunda Nono, Nuryati Seran, yang juga sebagai guru di sekolah tersebut.
Herawati menjelaskan, adapun metode pengajaran yang diterapkan untuk sekolah-sekolah yang masuk dalam program akselerasi Guru Muda Garda Depan (GMGD) di bawah naungan Yayasan Pendidikan Astra seperti, SDN Inpres Buraen 2 Kupang bahkan melibatkan ahli matematika seperti Profesor Yohanes Surya.
“Kami memberikan pelatihan kepada ibu Nuryati mama sekaligus gurunya Nono. Itu pada awal 2017 ya kami bekerja sama dengan Profesor Yohanes Surya dalam memberikan metode matematika. Kami memberikan pelatihan kepada ibu gurunya itu untuk jangka waktu dua bulan kalau saya tidak salah waktu itu dan dia melatih juga ke anaknya. Tapi itu juga ada peran narasumbernya juga,” pungkasnya.
Jo Kenaru/ Manggarai Timur-NTT