Denny Indrayana Tak Lagi Percaya Proses Hukum di KPK, Begini Respons Ali Fikri
- VIVA/Anisa Aulia
VIVA Nasional – Eks Wamenkumham, Denny Indrayana sempat menyinggung bahwa dirinya tak percaya lagi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di masa jabatan yang sekarang, pasalnya KPK sekarang dinilai terlalu politis. Namun, pihak KPK pun sangat menyesal akan pernyataan Denny itu.
"Pernyataannya sangat disayangkan ya karena apa yang disampaikannya jelas dapat dibaca publik seolah-olah merupakan bagian dari desain narasi politik untuk kepentingan yang bersangkutan dan kelompoknya," ujar Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri saat dikonfirmasi wartawan, Rabu 1 Januari 2023.
Ali pun menjelaskan bahwa kinerja KPK saat ini tak menutup kemungkinan bahwa sebagian pihak menilai ada kepentingan politiknya. Pasalnya, pada tahun 2023 ini merupakan gerbang menuju pemilu yang akan digelar di tahun 2024.
"Kami sadar betul semua yang dilakukan KPK saat ini dan ke depan pasti akan selalu dikaitkan dengan narasi politik semacam itu karena memang menjelang tahun politik 2024," kata dia.
Lanjut Ali, KPK akan tetap memberantas korupsi dengan melihat berdasarkan fakta hukum yang ada. Penegakan hukum di KPK, kata Ali, tidak akan melihat latar belakang dan posisi seseorang.
"Namun kami pastikan, kacamata KPK murni penegakan hukum. Sepanjang ada alat bukti cukup di hadapan kami, siapapun dan apapun kedudukan serta latar belakangnya pasti kami proses melalui mekanisme penegakan hukum," beber Ali.
Kemudian, Ali menambahkan penegakan hukum yang telah dilakukan KPK nantinya pun bisa diuji melalui proses pengadilan yang terbuka.
"Dan pada gilirannya hasil semua proses penegakan hukum KPK akan diuji secara terbuka melalui proses peradilan yang terbuka untuk umum dan bahkan publik juga bisa langsung menilai, mengawal dan mengikutinya," ucap Ali.
Sebagai informasi, Denny Indrayana, mengaku tak percaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) era sekarang. Denny menyinggung penjegalan capres hingga kasus Formula-E.
"Saya termasuk tidak lagi punya keyakinan kepada KPK yang sekarang. Setelah UU KPK yang diubah, KPK dilumpuhkan dan performanya semacam ini," kata Denny kepada wartawan.
Menurut Denny, ada upaya men-setting KPK untuk memenangkan salah satu capres. Dirinya juga menuding ada upaya penjegalan capres tertentu.
"Saya khawatir bisa kemudian termasuk di-setting, agenda setting pemenangan Pemilu 2024 atau bahkan penjegalan calon-calon presiden tertentu," tuturnya.
Dirinya pun menyinggung kasus Formula-E yang menurutnya sarat akan kriminalisasi pada salah satu capres. Denny menegaskan jika dirinya percaya pada Bambang Widjojanto terkait Formula-E.
"Itu yang saya khawatir (Kasus Formula-E). Bagian dari kriminalisasi dan bagian dari upaya menjegal calon-calon presiden yang dengan kasus-kasus semacam itu," katanya.
"Kita sudah kaji, seperti bambang Widjojanto, mantan pimpinan KPK kan jelas-jelas mengatakan enggak ada di situ. Saya dalam semangat antikorupsi atau teori-teori antikorupsi, salah satu yang saya rujuk salah satunya ya mas BW," imbuhnya.