Marak Penculikan Anak di Papua, Modus Menawarkan Antar-Jemput Siswa
- VIVA/Aman Hasibuan
VIVA Nasional – Percobaan penculikan anak terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Pelaku melakukan aksinya di siang hari dengan cara menawarkan jemput antar pulang ke rumah orang tuanya.
Orang tua korban, Gred Yoku melaporkan peristiwa yang terjadi pukul 14.00 WIT tersebut ke Polsek Sentani Kota, Selasa, 24 Januari 2023. Saat itu, kata dia, anaknya setelah pulang sekolah didekati oleh seorang pria turun dari mobil Avanza Hitam.
Kapolsek Sentani Kota AKP Rozikin membenarkan adanya laporan warga di Polsek Sentani terkait upaya percobaan penculikan anak di SD YPK Onomi Sentani.
"Pada hari Selasa kemarin pukul 14.00 WIT datang seorang bapak mengaku bernaam Gred Yoku membuat laporan pengaduan bahwa terjadi percobaan penculikan anak putra dari pelapor ini di SD YPK Onomi Sentani," kata Kapolsek Rozikin, Rabu, 24 Januari 2023.
Dikatakan dia, saat hendak pelaku membujuk anak (korban) tersebut untuk ikut ke dalam mobil, anak tersebut menolak dan tidak terpengaruh dengan rayuan dari para pelaku karena anak tersebut sebelumnya telah diberikan pemahaman oleh orang tuannya untuk tidak mengikut orang yang tidak dikenal.
Atas kejadian ini, ujar AKP Rozikin, iya telah memerintahkan anggotanya untuk melakukan pengecekan rumah-rumah yang ada CCTV di lokasi kejadian, karena informasi dari masyarakat yang ada di sekitar SD YPK Onomi itu terduga pelaku melarikan diri dengan mobilnya ke arah Airpot dan Dunlop Sentani.
"Jadi anggota kami sudah mengecek rumah-rumah yang gunakan CCTV dilokasi untuk memudahkan mengetahui pelaku, karena informasi dari anak itu mereka menggunakan mobil hitam dengan ada tanda stiker gambar tengkorak di kaca mobilnya," ujar Rozikin.
Dari hasil pengecekan anggota Polsek Sentani di lapangan belum ada tanda-tanda yang menunjukkan kemana para pelaku melarikan diri.
Kapolsek mengungkapkan, dengan maraknya informasi penculikan anak ini maka setiap anggota polisi wajib menyambangi sekolah-sekolah yang ada di wilayah Sentani Kota.
"Setiap anggota polisi wajib sambangi sekolah-sekolah dan saat siswa pulang sekolah melakukan edukasi dengan guru-guru di setiap sekolah, dan apabila anak itu belum dijemput orang tuanya jangan keluar dari lingkungan sekolah," ujar Kapolsek
"Apabila anak tersebut belum dijemput orang tuanya, kami dari polisi akan membantunya mengantarkannya pulang ke rumahnya untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan," sambungnya
Marak Terjadi
Kasus penculikan anak memang tengah marak terjadi di wilayah Papua. Saking khawatirnya dengan aksi tersebut, warga yang was-was mencurigai setiap sosok asing karena dianggap sebagai komplotan penculikan anak.
Seperti yang terjadi di Sorong, Papua Barat Daya, seorang wanita dikeroyok dan dibakar hidup-hidup karena diduga sebagai salah satu komplotan pelaku penculikan anak di wilayah ini. Pengeroyokan dan pembakaran wanita ini terjadi pada Selasa, 24 Januari 2023.
Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol. Adam Erwindi mengatakan wanita nahas tersebut awalnya dikeroyok pada pukul 06.30 WIT, bertempat di kompleks Kokoda Km. 8 Lorong 2 Kelurahan Klasabi Distrik Sorong Manoi Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
"Iya benar, tadi pagi telah terjadi pengroyokan dan pembakaran terhadap seorang wanita. Info awal setelah saya konfirmasi ke Kapolresta Sorong Kota Kombes Pol. Happy Perdana Yudianto,” ujar Kabid Humas.
Kabid Humas menjelaskan, informasi awal korban diduga pelaku penculikan anak oleh masyarakat Kokoda, sehingga korban diamuk masa. “Korban sempat diamankan bhabinkamtibmas karena jumlah masa yang terlalu banyak, bahkan salah satu masa ada yang menyiramkan bensin dan membakar korban" jelas Kabid Humas
Untuk penyebab kejadian benar tidaknya korban adalah penculik anak, Kapolresta Sorong Kota masih mendalami dan juga akan memproses pelaku yang main hakim sendiri terhadap orang yang belum pasti statusnya sebagai pelaku penculikan.