Soal DVR CCTV, Ahli Bahasa Sebut Perintah Cek dan Amankan Tidak Bermakna Negatif
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Ahli Bahasa Andika Duta Bachari mengatakan, perintah cek dan amankan sebetulnya tidak bermakna negatif dan tak memiliki pengertian khusus.
Hal itu dikatakan Andika saat dihadirkan menjadi saksi ahli meringankan untuk terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria, dalam sidang perintangan penyidikan tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 19 Januari 2023.
Mulanya, tim penasihat hukum terdakwa Hendra Kurniawan menanyakan ke Andika mengenai apa makna di balik perintah cek dan amankan. Diketahui, Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria mendapatkan perintah untuk mengecek, mengamankan dan berkoordinasi dengan satuan kerja Polri terkait DVR CCTV di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Secara kamus, kata cek, amankan dan koordinasikan itu tidak bermakna negatif, tidak ada pengertian khusus. Sepanjang bahwa orang yang diperintahkan itu tidak memiliki pengetahuan yang sama dengan orang yang memerintah," kata Andika.
"Ini kan yang menjadi masalah itu adanya latar belakang pengetahuan yang menyuruh itu mempunyai background bahwa terjadi tembak-menembak sedangkan orang yang disuruh itu tidak mengetahui sama sekali," ujarnya menambahkan.
Kendati begitu, Andika mengatakan, cek dan amankan bisa memiliki makna lain jika ada tujuan yang terselubung di balik perintahnya. Misalnya, dalam kasus ini, yang memberi perintah maupun pelaksana perintah saling mengetahui adanya peristiwa penembakan.
"Lain cerita, kalau dua-duanya sama-sama mengetahui dari awal bahwa sudah terjadi tembak menembak dan ketika dia mengatakan cek dan amankan. Kata cek dan amankan itu bisa jadi bahwa perintah mengamankan skenario orang yang menyuruh," katanya.
Latar belakang di balik perintah cek dan amankan itu, menurut Andika, harus dibuktikan sehingga substansi permasalahan terkait perintah tersebut menjadi jelas.
"Yang menjadi substansi permasalahan bagi saya di sana. Adanya background knowledge antara orang yang memerintah dan orang yang diperintah sementara orang yang diperintah itu memposisikan dirinya sebagai bawahan yang harus menjalankan apa yang disuruh kepadanya dengan baik," kata Andika.
"Sementara, di satu sisi atasannya ternyata mempunyai maksud terselubung dan itu ternyata terbukti adalah hal jahat ini yang kemudian menjadi masalah. Sehingga sekarang tinggal dibuktikan, apakah orang yang diperintah itu mengetahui tidak latar belakang pengetahuan orang yang menyuruh," ujarnya.