3 Agama di Desa Klapagading Kulon Banyumas Hidup Berdampingan Penuh Damai

Tokoh nasrani dan muslim di Desa Klapagading Kulon, Banyumas
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Akur dan akrabnya kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Banyumas yang berbeda baik dari pendapat, keyakinan, dan kepercayaan patut dijuluki daerah toleransi. Betapa tidak, di beberapa tempat baik di lingkungan dan tempat kerja selalu terdapat kaum minoritas beda keyakinan tapi justru sangat harmonis dalam kehidupan dan pergaulan.

Dalam perjalanan menuju desa Klapagading Kulon yang berada di tengah persawahan serasa berada di padang rumput nan luas. Masyarakatnya begitu kuat dalam menjaga hidup bertoleransi, baik dalam kehidupan menjalankan agama yang berbeda, pekerjaan, kegiatan di lingkungan, menjaga ketertiban dan keamanan, kebersihan mereka hidup berdampingan dengan mesra. 

Seorang warga desa Klapagading Kulon bernama Romo Patrick yang dianggap tokoh Nasrani di lingkungannya, menjelaskan satu contoh nyata menerapkan hidup mesra dengan warga lainnya yang mayoritas muslim, sedangkan Romo dan keluarganya adalah seorang Katolik yang taat. Dalam pergaulannya sama sekali tidak ada jarak maupun perbedaan soal keyakinan.

Menurut Romo Patrick yang juga pemimpin gereja Katholik Santo Pascalis, banyak cara agar bisa hidup berdampingan dengan pemeluk Muslim taat lainnya di Desa Klapagading Kulon. Misalnya ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan, ikut andil dan berperan dalam pencegahan penyakit menular seperti Covid-19 beberapa bulan silam, hingga menjaga agar para petani yang mempunyai lahan pertanian dan menjadi ikon sumber penghasilan masyarakat setempat tidak terserang hama. Selain itu bersama warga lainnya pernah juga melakukan sosialisasi tentang jambanisasi agar semua warga hidup sehat.

"Saya dan warga Katholik berbaur walau beda keyakinan dengan warga lainnya, seperti membantu dengan cara penyiapan peralatan yang diperlukan oleh teman teman Islam, bahkan kadang bantu sembako," katanya.

Patrick juga mengaku sangat nyaman dalam melakukan aktivitas pekerjaan di kantornya sebagai perangkat desa Klapagading Kulon. Ditambahkan hanya dirinya yang selama ini beragama non Muslim di lingkungan kerjanya. Hal itu karena rekan kerjanya juga sangat menjunjung tinggi keharmonisan dengan saling menghormati masing cara berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

"Di kantor desa Klapagading Kulon tempat kerja, saya nyaman saja, teman kerja selalu mendukung saya ketika mengadakan kepercayaan saya," terangnya.

Sementara Karsono seorang yang ditokohkan dan seorang Muslim saat di Desa Klapagading Kulon saat ditemui mengatakan, keberagaman Agama di Desa Klapagading selama ini belum pernah ada gesekan yang bersumber dari perbedaan Agama.

Karsono bahkan menyebut ada beberapa agama yang ada di wilayah Desa Klapagading Kulon, selain Islam dan Nasrani juga terdapat warga yang beragama Budha. Selama ini pun yang beragama Budha dalam bermasyarakat sangat menghormati agama lain.

"Di Klapagading Kulon tidak pernah ada perselisihan agama, sebaliknya toleransi dan kerukunan jadi budaya disini," jelasnya.

Disebutkan selain mayoritas Muslim, di desa Klapagading Kulon bila menurut data terdapat 4 Gereja dan penduduk Nasrani 50 orang, yang beragama Budha berjumlah 7 Orang.

"Kita bantu warga umat Budha dan Katholik  saat ada acara agamanya, seperti beberapa waktu lalu di balai desa ada misa natal umat Kristen, agama lain berbaur bantu kesiapan, menjaga kondusifitas supaya misa natal damai dan ada rasa nyaman," ujarnya.

Dalam obrolan santainya, Karsono pun berpesan untuk selalu mengedepankan toleransi, hormat menghormati antar agama lain, bila Islam jadilah Muslim yang taat, jika Nasrani jadilah Kristen yang baik, bila Budha jadilah Budha yang bagus, bila berkumpul jagalah selalu kerukunan sesuai keyakinan dan Agamanya.

"Jadinya penganut agama yang baik sesuai dengan keyakinan masing masing, agar toleransi dan kerukunan dalam beragama di desa Klapagading selalu menjadi dasar hidup bermasyarakat," pungkasnya.