Korban Keracunan Massal di Ciamis Terus Bertambah, Diduga Abis Makan Hidangan Hajatan
- tvOne/Aditya Tri Wahyudi
VIVA Nasional – Korban keracunan massal di Desa Pamongkolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat terus bertambah. Dilaporkan sebelumnya mencapai 32 orang, kini menjadi 36 korban.
Para korban mengalami gejala seperti pusing, mual, muntah, hingga diare. Kini semua korban masih dalam penanganan medis di Puskesmas Cihaurbeuti.
“Hingga hari Rabu ini, pasien yang dirawat berjumlah 36 orang dan sebagian besar kondisinya mulai membaik,” kata Kepala Puskesmas Cihaurbeuti, Usep Koswara, dilansir dari tvonenews.com.
Keracunan makanan di pesta hajatan
Puluhan warga dari Desa Pamongkolan itu mengalami gejala pusing, mual, diare, usai menyantap hidangan di pesta hajatan pernikahan warga setempat. Petugas medis menduga, sebanyak 36 korban tersebut keracunan olahan makanan.
Di ruang rawat inap Puskesmas Cihaurbeuti tampak korban keracunan makanan kebanyakan dari anak-anak. Sementara itu korban dewasa dalam kondisi observasi karena gejalanya cukup parah. Petugas medis terus melakukan perawatan intensif.
“Kami masih bersiaga apabila ada penambahan jumlah orang yang keracunan. Untuk penyebabnya masih belum bisa dipastikan. Hanya puluhan pasien yang keracunan ini baru pulang dari hajatan pernikahan,” tambah Usep.
Lakukan sampel makanan
Guna memastikan penyebab gejala yang dialami warga, petugas sudah mengambil beberapa sampel makanan untuk diuji di Lab.
“Kita tunggu hasilnya karena sampel makanan akan dibawa ke Lab Provinsi,” tegasnya.
Awalnya, petugas medis menerima laporan sebanyak 5 warga mengalami gejala pusing, mual, muntah dan diare. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, petugas kemudian datang ke lokasi hingga menemukan puluhan warga lainnya yang mengalami gejala serupa.
Petugas mendapat keterangan dari korban, gejala yang mereka alami dirasakan setelah menyantap hidangan di hajatan pernikahan. Hingga kini total korban sebanyak 36 orang.
Sementara itu, petugas Inafis Polres Ciamis kini tengah menyelidiki penyebab pasti keracunan massal tersebut. Pihak Inafis juga meminta keterangan sejumlah saksi dan penyelenggara hajatan.