Puslitbang Kemenag Ingin Ada Yang jadi Pencegah Ekstrimisme dan Terorisme

Gedung Kemenag RI, MH Thamrin
Sumber :
  • vivanews/Andry

VIVA Nasional – Guna bertransformasi jadi badan moderasi beragama dan mengembangkan Sumber Daya Manusia-nya, Puslitbang Bimas Agama dan Diklat Kementerian Agama menggelar kegiatan expert group discussion.

Kegiatan tersebut bertajuk 'Transformasi Badan Litbang dan Diklat menuju Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia'. Menurut Kepala Balitbang dan Diklat Kemenag, Suyitno keberadaan Badan Penelitan dan Pengembangan merupakan think tank-nya Kemenag.

"Untuk itu perlu dipikirkan dan didiskusikan secara serius oleh para ahli bagaimana Badan Litbang dan Diklat dapat bertransformasi menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumberdaya Manusia," katanya kepada wartawan, Selasa 13 Desember 2022.

Demi mencapai transformasi kelembagaan itu, kata dia perlu menjalankan catur program yang dicanangkan. Sebagaimana raja dalam catur, seorang pemimpin juga butuh pertahanan. Karena itu, lanjutnya, dibutuhkan adanya pemetaan dan penataan SDM. Sehingga SDM yang tertata meningkatkan kekuatan sebuah lembaga.

"Fungsi kita sudah berubah sebagai badan penelitian dan pengembangan. Ini tantangan kita semua," kata Suyitno.

Catur program yang dimaksud sendiri, ada empat poin. Pertama transformasi digital, kelembagaan, sarana dan prasarana; pemetaan dan penataan SDM; penguatan kebijakan Bidang Agama dan Layanan Keagamaan; dan Jaminan Mutu dan Zona Integritas (Jamu Zotas).

"Melalui transformasi ini kami menginginkan ada semacam BMKG di Kemenag yang dapat mantau keberadaan sekaligus mencegah ekstremisme dan terorisme sejak dini," katanya.

Sementara itu Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kemenag, Arfi Hatim, mengapresiasi kepala badan dan kepala kampus yang sudah berkontribusi konkret dalam memajukan Puslitbang Diklat Kemenag.

"Sumbangsih pemikiran para peneliti dan para ahli dalam kurun waktu 47 tahun salah satunya termaktub dalam buku: Trilogi Kerukunan hingga Moderasi Beragama (1975-2022) yang terbit tahun ini. Buku tersebut berisi produk-produk hasil kajian para peneliti, babon moderasi beragama, serta testimoni dari berbagai pihak untuk meningkatkan layanan keagamaan di Kementerian Agama," kata Arfi menambahkan.