Chuck, Baiquni dan Arif Rachman Kompak Bilang Takut Ferdy Sambo, Hakim Beri Nasihat
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Chuck Putranto, Baiquni Wibowo dan Arif Rachman Arifin kompak menyatakan takut ketika ditanya majelis hakim terkait alasan tidak membocorkan rekaman CCTV detik-detik Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat masih hidup.
Hal itu dikatakan ketiganya saat hadir sebagai saksi untuk terdakwa Bharada Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf dalam sidang pembunuhan berencana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Awalnya, salah seorang anggota majelis hakim, Morgan Simanjuntak bertanya mengenai rekaman CCTV yang menampilkan Brigadir Yosua masih hidup sebelum peristiwa penembakan. Hakim cukup menyayangkan tindakan ketiga saksi yang tidak membocorkan rekaman CCTV itu sejak awal.
Sebab, Arif menjelaskan, rekaman CCTV itu akhirnya diserahkan oleh Baiquni ke penyidik Siber setelah ketiga terdakwa mengungkap pengakuan yang sebenarnya.
"Kan bisa saja dibocorkan, akhirnya bocor juga kan. Bocor enggak CCTV-nya?" tanya hakim.
"Itu dari penyerahan Baiquni," kata Arif.
"Ini sudah bocor, buktinya fakta hukum sudah ada. Siapa yang bocorkan?" tanya hakim lagi.
"Diserahkan saat kami sudah di Patsus, diperiksa Siber kemudian sudah ada pengakuan dari para terdakwa. Pak Baiquni pun menyerahkan ke penyidik Siber," jelas Arif.
Hakim kemudian kembali mempertanyakan alasan ketiga saksi tidak membocorkan rekaman CCTV tersebut. Ketiganya lantas kompak menjawab tidak membocorkan rekaman CCTV lantaran takut dengan Ferdy Sambo yang saat itu merupakan Kadiv Propam Polri.
"Kenapa enggak kamu bocorkan?" tanya hakim.
"Takut," ujar Arif.
"Takut Yang Mulia, sama Pak Kadiv (Ferdy Sambo)," ungkap Baiquni.
"Kalau bapak ini, kenapa enggak membocorkan?" tanya hakim ke Chuck Putranto.
"Takut," jelas Chuck.
Mendengar jawaban tersebut, hakim lantas memberikan nasihat kepada ketiga saksi yang juga menjadi terdakwa kasus perintangan penyidikan tewasnya Brigadir Yosua itu. Hakim meminta agar ketakutan saat itu bisa menjadi pelajaran ke depan sehingga tidak melakukan kesalahan yang sama.
"Sekarang masih takut?" tanya hakim kembali.
"Enggak," jawab Chuck, Baiquni dan Arif kompak.
"Ya sudah, bagi saya itu pelajaran itu berharga itu, enggak setimpal kalau lihat kalian begini. Pelajaran berharga tetapi enggak setimpal, terlalu mahal, menurut aku ya karena kau merasa takut," ungkap hakim.