Label Gereja di Tenda Bantuan Cianjur Dicopot, Said Aqil: Bedakan Kemanusiaan dan Kristenisasi
- Dok. Istimewa
VIVA Nasional – Dewasa ini media sosial dihebohkan dengan video pencopotan label gereja di tenda bantuan untuk para korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat oleh segelintir orang yang diketahui berasal dari Ormas Gerakan Reformis Islam (Garis).
Merespons hal tersebut, Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyampaikan bahwa tindakan itu tidak benar.
"Itu bersikap belum dewasa. Harus kita bedakan aktivitas kemanusiaan, aktivis sosial dengan kristenisasi, harus kita bedakan," ucapnya kepada wartawan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu 27 November 2022.
"Kan ada ciri khas atau bisa kita lihat, ini kristenisasi atau betul-betul bantuan," tambah pria 69 tahun tersebut
Tampak dalam video yang beredar di media sosial tersebut, sejumlah pria sedang mencopot tulisan Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injili Indonesia' yang terpasang di atap tenda berwarna biru.
Ridwan melalui akun media sosial menyayangkan aksi tersebut. Ridwan menilai, semua pihak harus memahami bahwa bencana gempa ini menjadi kesadaran bersama untuk saling membantu.
"Bencana ini datang tidak pilih - pilih dan pastinya mendampaki semua orang, semua pihak dan semua golongan di Cianjur tercinta ini," ujar Ridwan Kamil melalui akun instagramnya @ridwankamil, Senin 28 November 2022.
"Yang membantu bencana pun datang tidak pilih - pilih, datang dari semua pihak, dari semua golongan, kelompok, apapun keyakinan atau agamanya," tambahnya.
Menurutnya, label donatur bantuan dipasangkan di tenda merupakan hal wajar. "Hal yang wajar, karena mungkin itu bagian dari pelaporan pertanggungjawaban kepada para donatur yang menitipkan bantuan kepada mereka," katanya.
Hal ini, menurutnya, merupakan aplikasi sila kedua Pancasila. "Kemanusiaan Yang adil dan Beradab harus dijunjung dengan baik dan dipraktekkan dengan bijak. Bantuan kemanusiaan tidak boleh ternodai sedikitpun oleh unsur kebencian golongan," terangnya.
"Saya sudah meminta kepolisian khususnya Kapolda Jawa Barat untuk menindaklanjuti hal ini agar tidak terulang lagi di kemudian hari. Walaupun kita tidak bersaudara dalam keimanan, kita tetaplah bersaudara dalam kebangsaan dan kemanusiaan," tambahnya.