Pelaku Pengeroyokan Bocah 2 SD hingga Koma Diduga 7 Orang
- dw
VIVA Nasional – Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang telah menerima laporan kasus pengeroyokan bocah kelas 2 SD di Kepanjen, Kabupaten Malang. Mereka telah memeriksa terduga pelaku pengeroyokan sekitar 7 orang di mana semuanya merupakan kakak kelas korban.
Kasie Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik mengatakan, bahwa korban dikeroyok oleh kakak kelasnya di sekitar waduk Sengguruh. Para pelaku sudah menunggu korban saat itu.
"Kejadiannya di sekitar Sengguruh. Saat pulang sekolah, korban ke sekitar lokasi kejadian, dan di sana sudah ditunggu oleh kakak kelasnya. Kemudian dilakukan penganiayaan atau pengeroyokan di situ," kata Taufik, Kamis, 24 November 2022.
Setelah dikeroyok korban ditinggalkan begitu saja di lokasi. Kemudian datang seorang pencari rumput yang memberikan pertolongan dan mengantar korban kembali ke sekolah. Dari hasil pemeriksaan sementara ini korban diketahui mengalami luka di beberapa bagian tubuh antara lain dada dan kepala.
Ayah korban Edi Subandi menceritakan kronologis perundungan yang dialami oleh anaknya. Peristiwa itu, terjadi pada 11 November 2022 lalu. Saat itu, korban pulang lebih terlambat di lokasi pengeroyokan anaknya sudah ditunggu oleh kakak kelasnya.
"Jadi anak saya pulang telat. Ternyata di sekolah depan Sengguruh, waktu dia di parkiran (sepeda) dia diseret tiga atau empat orang anak, kita kurang jelas. Diseret ke bendungan Sengguruh yang ada di depan sekolah. Di sana dianiaya, ditendang, dipukul dadanya sampai sempat sesak nafasnya sulit," ujar Edi.
Sesampai di rumah korban diam. Anaknya tidak menceritakan peristiwa pengeroyokan yang baru saja dialami kepada orang tuanya. Sehingga dia tidak memiliki pikiran yang aneh saat itu.
"Dia hanya nangis sambil membanting sepedahnya. Mungkin karena jengkel. Karena yang menganiaya semua anak kelas 6 dan dia sendirian tidak berani," tutur Edi.
Tetapi pada Sabtu 12 November 2022 korban mengalami muntah-muntah dan pusing sehingga memutuskan tidak sekolah. Keluarga mengira bahwa korban yang baru saja menjalani perawatan karena tipes, penyakitnya sedang kambuh.
"Saya bawa ke bidan anak-anak. Dikasih obat sekitar dua hari agak mendingan. Tapi anaknya ngeluh kepalanya pusing, namun tidak panas. Bahkan sorenya itu sampai kejang lalu saya bawa ke dokter," kata Edi.
Selain itu, Edi mengungkapkan jika anaknya menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya sejak kelas 1 SD. Anaknya sering dipalak. Jika tidak menuruti anaknya langsung di keroyok. Hasil rekam medik dokter dengan pemeriksaan dan foto rontgen, ada beberapa luka akibat kekerasan yang diterima anaknya. Diantaranya di bagian dada dan kepala.
"Di bagian dada itu kelihatan. Lalu ada benjol di belakang kepala, kalau dipegang katanya sakit," tutur Edi.