Anak Kombes Pelaku Penganiayaan Sempat Ajak Damai, Ibu Korban: Kita Enggak Mau

Ilustrasi penganiayaan.
Sumber :
  • www.pixabay.com/bykst

VIVA Nasional – Kasus penganiayaan terhadap FB (16) yang diduga dilakukan anak petinggi Polri berpangkat Kombes berinisial RC (19) masih bergulir. Terkini, ibu kandung FB, Yusnawati mengaku dirinya sempat diajak berdamai atas kasus yang menimpa anaknya.

Namun, Yusnawati menolak ajakan damai tersebut dan meminta agar kasus penganiayaan terhadap anaknya itu diproses secara hukum. Sehingga, dapat memberikan efek jera terhadap pelaku.

"Kita tetap ingin melanjutkan secara hukum. Kalau damai kita nggak mau damai, biar ada efek jera," kata Yusnawati dalam keterangannya, Jumat, 18 November 2022.

Yusnawati mengaku permohonan maaf dan ajakan damai itu disampaikan pada Rabu, 16 November 2022. Pun, ajakan damai itu baru disampaikan setelah kasus penganiayaan ini viral dan diberitakan banyak media.

"Jadi kita baru dihubungi saat media nasional mengangkat. Sebelum media nasional ngangkat (memberitakan) kami tidak ada diajak mediasi dari pihak bimbel maupun orang tua terlapor. Baru ada setelah sudah di-share di media," jelasnya.

Meski demikian, Yusnawati menegaskan dirinya hanya menjawab ajakan damai itu secara normatif dan tetap ingin melanjutkan kasusnya secara hukum. "Kita jawab secara normatif. Kita selesaikan melalui hukum," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, pemuda berinisial FB (16) diduga dipukul di kawasan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, oleh pria berinisial RC (19) yang mengklaim anak petinggi Polri.

Ibu korban, Yusna, mengatakan kejadian itu terjadi Sabtu, 12 November 2022. Kejadian ini sudah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan diterima dengan nomor LP/3596/XI/2022/RJS, Sabtu 12 November 2022.

"Tiba-tiba anak saya pulang ke rumah terus dia lapor kalau dia dipukul sama salah satu anak petinggi polisi. Tempat kejadiannya itu di PTIK," kata dia di Markas Polda Metro Jaya, Selasa, 15 November 2022.

Yusna menjelaskan kejadian berawal ketika korban dituding menyembunyikan topi milik terduga pelaku (RC). Korban (FB) dan pelaku sama-sama mengikuti pelatihan calon akpol di PTIK. Kata Yusna, pemukulan terjadi di depan pelatih keduanya.

Korban malah diminta meminta maaf ke pelaku. Anaknya lantas menuruti. Tapi, setelah itu anaknya dapat ancaman dari pelaku.

Lebih lanjut, Yusna menyebut selain kekerasan fisik dan mengancam anaknya, pelaku selalu mengungkit jabatan ayahnya di Korps Bhayangkara. Ayah pelaku merupakan petinggi di Polda Kalimantan Utara.

"Karena di mana-mana dia membuat masalah, dia selalu membawa nama anak kombes ‘Saya ini anak kombes’. (Ayah pelaku) Irwasda Polda Kaltara," katanya.