Mentan Syahrul Minta Ini ke Forum P4S

Ilustrasi lahan pertanian.
Sumber :

VIVA Nasional –Ketua 2 Forum Komunikasi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), Zulharman Djusman mengatakan, saat ini dibutuhkan sedikitnya 195 P4S di kabupaten/kota seluruh Indonesia. Pihaknya menargetkan sedikitnya 514 P4S di kabupaten dan kota di seluruh wilayah Indonesia.

Hal tersebut masuk ke dalam target program kerja 100 hari Forum Komunikasi P4S yang baru terbentuk kepengurusannya akhir September 2022.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo

Photo :
  • Humas Kementan RI

"Kalau program 100 hari kerja kami yang dikejar oleh Pak Menteri itu salah satunya pertumbuhan 514 P4S di kabupaten/kota seluruh wilayah Indonesia," kata Zulharman.

Zulharman juga mengatakan, penumbuhan P4S penting dalam menggerakkan pembangunan pertanian dan perdesaan, mengingat salah satu ciri P4S adalah inovasi dan smart farming. Lebih lanjut, Forum Komunikasi P4S memiliki tugas penting dalam mengedukasi petani.

"Ada stigma penggunaan teknologi smart farming itu mahal, susah, dan sebagainya. Nah, ini menjadi misi Forum Komunikasi P4S untuk edukasi. Memang sedikit susah di awalnya, tetapi penggunaan teknologi dalam smart farming nantinya akan sangat memudahkan petani," terang dia.

Infrastrtuktur digital berupa Smart farming yang ditujukan untuk petani milenial

Photo :
  • VIVA/Adi Suparman (Bandung)

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati mengatakan, peran P4S sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33 Tahun 2016. "Jadi tidak hanya untuk pelatihan petani saja, tetapi menjadi sentra pengembangan jejaring usaha tani," kata Leli.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) memiliki peran untuk mendukung pembangunan pertanian. 

“Pembangunan pertanian yang kita lakukan, dimulai dari desa. Oleh karena itu, kita memaksimalkan peran P4S sebagai pembaharu perdesaan," kata Syahrul, Selasa, 11 Oktober 2022.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo

Photo :
  • Dokumentasi Kementan

Mentan pun berharap P4S bisa menghadirkan inovasi-inovasi yang dibutuhkan pertanian. Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.

"Tahun 2022 bisa dikatakan sebagai tahunnya P4S. Ada dua alasan untuk mendukung itu. Pertama, saat pelaksanaan Fornas pada pekan lalu yang sukses diselenggarakan di Bali telah menghasilkan Ketua dan Pengurus FK P4S Nasional yang baru setelah selama ini tertunda beberapa tahun," kata dia.

Kedua, sambung Dedi, tahun depan sejumlah P4S akan menjadi sasaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk menu Pertanian Presisi dan Regeneratif. Pria yang sering disapa Prof Dedi itu menambahkan, selain itu peran P4S menjadi sangat penting bila dikaitkan dengan 3 tantangan dan ancaman utama sektor pertanian saat ini, yaitu pasca pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan tekanan geopolitik Rusia-Ukraina.

“Akibat dampak dari covid 19, perubahan iklim atau climate change serta perang Rusia dan Ukraina mengakibatkan menurunya produksi dan produktivitas pangan global secara signifikan. Sedangkan permintaan bahan pangan terus meningkat mengakibatnya harga komunitas pangan melejit”, ujarnya.  

“Ketidakpastian ini perlu disikapi dengan upaya peningkatan produksi dan produktivitas pada subsektor budidaya dengan menerapkan konsep efisiensi dan konservasi lingkungan," tambahnya. 

Menurutnya ada tiga jurus jitu mengatasinya. “Yang pertama Kendalikan inflasi terutama pada komoditas pertanian. Kendalikan produksi, olahan dan distribusinya. Yang kedua lakukan substitusi pangan impor ke pangan lokal mengingat harga pangan impor semakin tinggi. Dan yang ketiga Genjot ekspor” tutur Dedi.  

Ditambahkan Dedi melihat kondisi ini yang paling penting, bagaimana P4S menjadi garda terdepan mengatasi krisis pangan global.  “Tentunya ada amunisi yang perlu kalian pegang yaitu impelmantasikan smart farming dan manfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)”, katanya.