Prof Wiku: Omicron XBB Bisa Picu Lonjakan COVID-19 di Akhir Tahun

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA Nasional – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan perkembangan penanganan kasus COVID-19 di dunia dan juga di tanah air. Menurutnya, dalam seminggu terakhir penambahan kasus positif di tingkat dunia bertambah 2,98 juta kasus positif dimana Jerman dan Prancis menjadi penumbang terbesar dengan 500 ribu dan 300 ribu kasus dalam seminggu.

Wiku mengatakan, untuk wilayah Asia, negara penyumbang kasus positif COVID-19 yaitu Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. Ketiga negara ini juga menjadi negara yang kasusnya Tengah mengalami kenaikan yang dipicu akibat munculnya subvarian XBB.

"Dalam dua minggu terakhir, Jepang mengalami kenaikan 12%, sedangkan Korea Selatan naik 21%, dan Singapura naik 34%. Hal ini berkaitan dengan munculnya subvarian XBB di beberapa negara di dunia, dan diprediksi akan menjadi subvarian penyebab kembalinya lonjakan kasus," kata Wiku, dalam keterangan persnya Kamis 27 Oktober 2022.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Wiku mengatakan, saat ini subvarian XBB telah meningkat jumlahnya secara signifikan di Kanada, Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Denmark dan juga di beberapa negara Asia yaitu Singapura, Bangladesh, India, dan Jepang. 

"Berbagai ahli di Amerika Serikat maupun WHO, menyebutkan bahwa subvarian XBB bisa memicu lonjakan kasus di akhir tahun, dan puncaknya di bulan Januari. Namun belum ada bukti bahwa sub varian ini lebih berbahaya secara klinis dibandingkan varian atau sub varian sebelumnya," ujar Wiku

Pada beberapa negara, kata Wiku, kasus subvarian XBB ini memiliki gejala ringan dan lebih cepat untuk pulih. "Di Indonesia sendiri Kementerian Kesehatan sudah mengumumkan terdapat empat kasus dengan subvarian XBB saat ini," ujarnya

Ilustrasi pasien covid-19.

Photo :

Saat ini, Wiku mengungkapkan bahwa Indonesia masih jadi negara dengan penambahan kasus mingguan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya di Asia. Kasus positif di RI jumlahnya 14.000 kasus dalam satu minggu.

"Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan Jepang yang mencapai 200.000 kasus," kata Wiku

Meski begitu, Wiku meminta agar masyarakat Indonesia tetap harus berhati-hati dan waspada. Sebab dalam 4 minggu terakhir, Indonesia mencatatkan kenaikan jumlah kasus positif COVID-19.

"Kita tetap perlu waspada mengingat dalam 4 minggu terakhir terdapat kenaikan kasus positif mingguan di Indonesia sebesar 17%. Kasus aktif harian sebesar 11% dan kematian yang masih lebih dari 100 kematian setiap minggunya," ujar Wiku