Mitigasi Krisis, Jokowi Tugaskan Lemhanas Kaji Ancaman Resesi Global
- Tangkapan layar zoom meeting
VIVA Nasional – Presiden Joko Widodo memberikan tugas kepada Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), untuk mengantisipasi situasi global yang menantang di tahun 2023 mendatang. Bahkan, Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto menjelaskan, Presiden Jokowi pun memberikan sejumlah arahan, dalam upaya Lemhannas membuat kajian untuk mitigasi krisis baik yang bersifat makro maupun mikro.
"Selain itu, perlu ditambah rekomendasi secara rinci kepada Presiden ihwal arah-arah kebijakan ke depan di tengah ancaman resesi global," kata Andi sebagaimana dikutip dari YouTube Lemhanas RI, Senin 17 Oktober 2022.
Andi menambahkan, tugas yang diberikan oleh Presiden Jokowi ini merupakan tindak lanjut dari Seminar Penyelenggaraan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIV, bertajuk 'Kolaborasi/Kepemimpinan G20: Konektivitas dan Rantai Pasok Global'. Dalam seminar dipaparkan sejumlah rekomendasi Presidensi G20 Indonesia 2022, terkait sejumlah aspek kepentingan nasional.
Rekomendasi-rekomendasi tersebut antara lain yakni memfasilitasi dialog antara otoritas dan operator jalur utama terkait energi, serta meningkatkan pendanaan pada pengembangan dan pemanfaatan biodiversity yang berkelanjutan.
Kemudian, memusatkan perhatian dalam wacana vaksinasi internasional kepada masyarakat rentan, memaksimalkan posisi Indonesia di G20 untuk mempromosikan kepentingan ekonomi, dan memisahkan persoalan politik dari isu ekonomi. "Serta diversifikasi mitra perdagangan cip semi konduktor," ujar Andi.
Selain itu, peserta PPRA LXIII juga memberikan kajian tentang konsolidasi demokrasi, soal bagaimana mereduksi politik identitas. Sementara peserta PPRA LXIV memberikan kajian tentang kepemimpinan G20, untuk memperkuat kolaborasi demi meningkatkan konektivitas dan rantai pasok global.
Kajian tersebut diterima oleh Presiden, dan dipaparkan inti-inti dari rekomendasi yang diberikan baik oleh peserta PPRA LXIII dan PPRA LXIV. Selain itu, presiden juga turut memberikan pembekalan kepada peserta, terkait bagaimana dunia ini akan menghadapi tantangan yang sangat sulit di tahun depan.
"Bagaimana soal dunia menjadi 'gelap', sehingga diharapkan para peserta dalam penugasan-penugasan berikutnya itu betul-betul memperkuat karakter kepemimpinan ke depan," ujarnya.