Dituduh Utusan Ferdy Sambo, Erman Umar: Menyesatkan
- Yeni Lestari/VIVA.
VIVA Nasional – Erman Umar selaku pengacara Bripka Ricky Rizal (RR) menegaskan bahwa dirinya bukan utusan dari Ferdy Sambo. Dia juga mengaku bahwa diminta oleh pihak keluarga Bripka RR untuk mendampingi kliennya dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
"Jauh banget, itu menyesatkan. Selama ini kan pengacara RR adalah yang disiapkan Sambo juga, Arman Hanis juga, sekarang setelah saya masuk, kan pengacara RR sebelumnya dicabut. Nah saya diminta bukan oleh Sambo, tetapi keluarganya Ricky Rizal," ujar Arman saat dihubungi wartawan, Selasa, 11 Oktober 2022.
Erman membantah soal tuduhan tersebut. Menurutnya, Bripka RR sudah memberi keterangan secara jujur kepadanya. Kejujuran tersebut, kata dia, tak lepas dari dorongan pihak keluarga Bripka RR.
"Setelah saya menjadi pengacara Bripka RR kan semua saya dorong dan saya buka untuk bicara benar. Setelah itu dia telah bertemu keluarganya mendapatkan penguatan dan sama saya dia katanya sudah bicara apa adanya dan benar," kata Erman.
"Saya tidak mungkin bagian dari dikirim oleh Sambo itu tidak benar, saya bantah liat aja faktanya justru saya membantu membuka mendorong dia bicara benar," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, kuasa hukum Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar mengungkapkan kesaksian kliennya pada saat penembakan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Erman menceritakan kesaksian Bripka Ricky pada saat sebelum kejadian penembakan berlangsung di rumah dinas Ferdy Sambo. Awalnya, Bripka Ricky dipanggil oleh Ferdy Sambo di rumah pribadi yang terletak di Jalan Saguling III dan diceritakan soal peristiwa di Magelang.
"Di Saguling itu dipanggil. Dipanggil, dia tanya, ‘apa kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang?’ Dijawab, kamu tahu enggak? Enggak tahu," kata Erman dalam keterangannya di Mabes Polri.
Ricky tidak melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas, Duren Tiga, Jakarta selatan.
Mulanya Erman membeberkan kesaksian Ricky pada saat Brigadir Yoshua akan ditembak oleh Bharada E di rumah dinas. Yoshua berjalan beriringan dengan KM dan posisi Ricky berada di paling belakang dan dia sempat berhenti untuk memakai sepatu.
Namun, setelah Ricky masuk ke rumah dinas, penembakan kepada Yoshua itu telah berlangsung. Dalam ingatan Ricky, lanjut Erman, Richard menembak sebanyak tiga kali dan posisi Ferdy Sambo berada di samping. Kemudian, KM berada di belakang Ferdy Sambo.
"Jadi jalan lah KM beriringan dengan Yoshua. Paling duluan Yoshua. Ricky berhenti dia pakai sepatu. Jadi ada jeda, tapi pas dia di dalam, dia sudah langsung menyaksikan Richard menembak Yoshua. Pada saat kejadian dia melihat entah berapa kali dia udah nggak ingat, apakah tiga kali Richard menembak, posisi Sambo agak ke samping, posisi KM di belakang Sambo, posisi Ricky di belakang Richard," kata Erman.
Setelah melihat penembakan tersebut, Ricky sempat berbalik badan dan terhalang oleh kulkas yang berukuran tinggi. Kemudian, dia melihat Ferdy Sambo hanya menembakan pistol ke arah dinding.
"Di sini kan ada kulkas tinggi, Ricky berbalik. Menurut pengakuan Richard kan Ferdy Sambo nembak Yoshua, tapi pas balik badan ke arah penembakan itu, Ricky melihat Ferdy Sambo menembak - nembak dinding. Jadi berapa kali saya tanya juga, Ricky menjawab 'engga bang saya enggak melihat, apa yang mau saya paksakan, jadi saya tidak melihat Ferdy Sambo lakukan sebelumnya," tutur Erman.