Sagu, Tebu, Hingga Aren Disiapkan Buat Hadapi Krisis Pangan Dunia

Forum FGD bahas krisis pangan global
Sumber :
  • istimewa

VIVA Nasional – Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alam Syah mengatakan, Pemerintah tak tinggal diam menyiapkan berbagai strategi untuk menangani krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina dan climate change.

“Salah satu upaya Kementerian Pertanian khususnya kesiapan Sub Sektor Perkebunan dalam menghadapi dampak krisis pangan, yaitu pengembangan seluas 255.150 ha untuk komoditas Sagu, Tebu, Stevia, Kelapa dan Aren,” ujar Andi Nur, Selasa, 27 September 2022.

Ilustrasi lahan pertanian.

Photo :

Andi Nur menambahkan, upaya Kementan dalam menghadapi krisis pangan antara lain swasembada gula konsumsi 2024, melalui bongkar ratoon, dengan pemberian bantuan berupa komponen bibit, pupuk, dan obat-obatan dan Rawat Ratoon, dengan pemberian bantuan berupa komponen pupuk, dan obat-obatan. 

Selain itu, swasembada gula konsumsi dapat dipenuhi melalui beberapa strategi seperti impor (gula mentah/raw sugar), diversifikasi gula non tebu (stevia, aren, kelapa, dan lainnya) dan pemanis buatan (kimia). Ditjen Perkebunan mendorong diversifikasi gula non tebu sebagai alternatifnya.

Ilustrasi gula.

Photo :
  • U-Report

“Program Kementerian Pertanian khususnya program Ditjen Perkebunan (Ditjenbun) dapat menjawab tantangan krisis pangan global, salah satunya Sagu untuk Indonesia (Sagunesia), di mana pengembangan sagu diarahkan untuk kemandirian pangan lokal (tepung), Pengembangan tepung sagu sebagai substitusi impor, pengembangan gula cair untuk kemandirian lokal, dan Pengembangan sagu untuk energi terbarukan (Bioetanol). Di mana sebaran potensi areal sagu nasional seluas 5.5 juta ha di beberapa wilayah,” katanya.

Andi Nur menjelaskan, untuk lokasi pengembangan komoditas sagu dilaksanakan di provinsi Riau (Kab Kepulauan Meranti), Sulawesi Selatan (Kab Luwu dan Kab Luwu Utara) dan Papua Barat (Kab Sorong Selatan), sedangkan untuk komoditas stevia pada provinsi Sumatera Utara (Kab. Humbang Hasundutan) dan Sulawesi Utara (Kab. Minahasa Utara), lalu untuk komoditas aren di provinsi Banten (Kab. Lebak dan Kab. Pandeglang).

Pohon Sagu untuk diolah menjadi tepung sagu di Kalimantan Barat

Photo :
  • Antara/ Jessica Wuysang

Adapun 3 Strategi menuju kondisi ideal antara lain pertama, peningkatan produktivitas untuk jangka pendek melalui Intensifikasi yaitu bantuan Pupuk dan saprodi lainnya, sedangkan jangka panjang (TR dan TTM) yaitu penyediaan varietas unggul untuk peremajaan dan perluasan dengan melalui nursery dan penyediaan benih  kerjasama dengan BPTP. 

Kedua, peningkatan kapasitas produksi melalui ekstensifikasi dengan penyediaan varietas unggul dan saprodi lainnya, sedangkan yang ketiga, Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing melalui Pengembangan Ekosistem Perkebunan dan Informasi pasar serta market intelegence, Penerapan GAP dan GMP, serta penyediaan alat pasca panen dan pengolahan.

Andi Nur menambahkan, upaya pemerintah dalam pengembangan perkebunan nasional antara lain dengan logistik benih dan pengembangan kawasan melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi untuk meningkatkan produksi komoditas (program jangka panjang) kelapa, jambu mete, kakao, karet, lada, cengkeh, teh, vanili, dan kayu manis.

Hamparan hijau perkebunan teh wonosari

Photo :
  • U-Report

Selain itu, lanjut Andi Nur, juga dilakukan pengembangan kawasan melalui Intensifikasi (program jangka pendek) untuk meningkatkan produksi kopi, kakao, karet, lada, pala dan cengkeh. Sedangkan untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing melalui penyediaan alat pasca panen dan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, karet, kelapa, kakao, pinang, kayu manis, dan nilam. Untuk skema pembiayaan tidak hanya mengandalkan APBN/APBD, namun juga melalui pemanfaatan KUR dan CSR serta investasi.

Respons DPR

Sementara itu, Komisi IV DPR RI merespons baik upaya-upaya Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan untuk menghadapi krisis pangan, mendorong dan akan bersama-sama mengawal Ditjenbun untuk melaksanakan program-program unggulannya.

Komisi IV menyampaikan agar Ditjenbun juga melakukan kajian/study dan evaluasi kegiatan apa yang tepat sasaran sehingga dapat mengungkit peningkatan produksi dan produktivitas komoditas Perkebunan.