Jokowi: Gotong Royong Lintas Agama yang Berbeda adalah Kekuatan RI
- ANTARA
VIVA Nasional - Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan saat ini Indonesia butuh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berintegritas. Menurut dia, SDM berkualitas agar RI bisa memenuhi tantangan serta persaingan pasar global.
Demikian disampaikan Jokowi saat pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) di gedung Tzu Chi School, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Sabtu, 24 September 2022.
"Kita butuh SDM yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. tapi, juga berintegritas, bekerja keras, bergotong-royong, berlandaskan Pancasila," kata Jokowi, dalam sambutan secara daring yang dikutip pada Minggu, 25 September 2022.
Dia meminta agar lembaga-lembaga pendidikan bisa menjadi bagian penting dari revolusi mental. Kata dia, sejak dini, anak Indonesia mesti berlatih untuk bisa saling peduli, bekerjasama, dan bergotong-royong.
Pun, dia menambahkan pentingnya gotong royong lintas agama karena sebagai kekuatan negara RI. Ia bilang ciri khas itu yang dikagumi masyarakat dunia.
"Gotong royong lintas agama yang berbeda adalah kekuatan negara kita Indonesia. Itulah pilar utama bagi bangsa Indonesia, pilar utama bagi kemanusiaan yang adil dan beradab," jelas eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan pemerintah punya tugas bisa mendidik serta memfasilitasi tumbuhnya mental manusia Indonesia sesuai Pancasila yang adiluhung. Selain itu, pemerintah juga mesti bisa menginisiasi gotong-royong lintas pemeluk agama untuk membangun Indonesia.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dalam sambutannya meyinggung sejarah berdirinya Permabudhi. Dia menyebut Permabudhi memiliki sarat akan pelestarian terhadap upaya menghidupkan serta menjaga kelestarian hidup umat beragama.
Menurutnya, Indonesia sebagai salah satu negara multikultural dengan keanekaragaman agama, suku, dan juga ras yang beragam.
"Keberagaman ini merupakan aset bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan kita kawal bersama," tutur Muhadjir.
Kemudian, Muhadjir berharap pada Munas ke-2 Permabudhi bia menghasilkan program yang berkesinambungan dengan program pemerintah dalam pengembangan SDM. Ia menyebut contohnya seperti gerakan revolusi mental.
Muhadjir mengaku pihaknya berterima kasih lantaran Permabudhi sudah bekerjasama secara baik dengan pemerintah terutama Kemenko PMK dalam gerakan revolusi mental. Gerakan ini mencakup program Indonesia bersatu, Indonesia bersih, Indonesia mandiri, Indonesia melayani, serta Indonesia tertib.
Untuk diketahui, Permabudhi adalah wadah persatuan umat Buddha yang terdiri atas 9 organisasi dan 3 Sangha yakni Sangha Theravada Indonesia, Sangha Agung Indonesia, serta Sangha Mahayana Indonesia.
Permabudhi resmi dibentuk pada 2018 yang diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi di Istana Negara. Di munas pertama Permabudhi, Arief Harsono terpilih sebagai ketua umum.
Namun, pada 2021, pria tersebut meninggal dunia dan digantikan Prof. Philip Kuncoro melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Permabudhi.
Adapun di munas ke-2, Permabudhi memilih tema "Bersama Permabudhi Indonesia Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat". Alasan tema itu dipilih karena menyesuaikan kondisi Indonesia yang dilanda pandemi COVID-19 dalam 2 tahun terakhir.
Di munas kali ini turut dihadiri Dirjen Bimas Agama Buddha Kementerian Agama, perwakilan pemuka agama lintas organisasi seperti Peradah, KWI, PGI, PBNU, PP Muhammadiyah, serta MUI.