Seret Tito Karnavian, Pengacara: Lukas Enembe Korban Praktik Politik

Tim kuasa hukum Gubernur Papua, Lukas Enembe di Mako Brimob Papua
Sumber :
  • VIVA/Aman Hasibuan

VIVA Nasional – Nama Gubernur Papua, Lukas Enembe kian menjadi perhatian publik usai ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi. Terbaru, bahkan Lukas diduga melakukan transaksi sebesar setengah triliun rupiah ke rumah judi atau kasino. 

Pengacara Lukas Enembe, Aloysius Renwarin mengatakan kliennya merupakan korban dari praktik politik. Hal ini diungkap Aloysius dalam sebuah video yang viral di media sosial.

"Ini Pak Gubernur (Lukas Enembe) korban praktik politik. Ada kepentingan orang tertentu yang mau berkuasa di tanah Papua," ujar Aloysius Renwarin dalam sebuah video viral di Tiktok seperti dikutip VIVA, Selasa, 20 September 2022.

Gubernur Papua, Lukas Enembe

Photo :
  • ANTARA News Papua/HO-Humas Pemprov Papua

Dalam video itu, Aloysius tidak membantah secara gamblang terkait dugaan gratifikasi dan suap yang menjerat kliennya. Ia hanya menggambarkan bahwa Lukas Enembe merupakan sosok yang tak mudah terpengaruh akan suatu paksaan atau permintaan pihak lain, termasuk soal pengisian jabatan di lingkungan pemerintahan Papua.

Aloysius lantas mengungkap, kliennya sempat dipaksa untuk menerima politikus Paulus Waterpauw sebagai Wakil Gubernur pada Pilkada 2017 lalu. Paksaan ini datang dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

"2017, menjelang Pemilukada kedua Pak Gubernur, saudara Tito Karnavian memaksakan agar Paulus Waterpauw bisa diterima gubernur papua menjadi wakil gubernur," ungkapnya.

Gubernur Papua Lukas Enembe

Photo :
  • VIVAnews/Aman Hasibuan

"Itu pintunya, nanti saya kasih lihat fotonya, tapi gubernur bilang, saya ini kan bukan penentu, harus tanya ke koalisi, silakan saja kalau pak Paulus Waterpauw dapat apa itu dari partai silakan. Tapi, waktu itu kan bapak duet sama almarhum (Klemen Tinal), almarhum itu waktu itu Ketua Golkar, enggak bisa diganggu begitu saja, akhirnya apa dilepaskan, mereka yang paksa," kata Aloysius.

Permintaan untuk menjadikan Paulus Waterpauw sebagai Wakil Gubernur Papua kembali datang dari Tito Karnavian usai Klemen Tinal meninggal dunia. Saat itu, Tito bersama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mendatangi Lukas Enembe di Papua dengan menggunakan pesawat jet.

"Ketemu Pak Gubernur meminta supaya Bapak Paulus Waterpauw menjadi wakilnya, lagi-lagi Pak Lukas bilang, ya sudah urus di partai karena kalau bukan dari partai mana bisa. Kan enggak gampang urus surat rekomendasi partai ini, enggak gampang, butuh penyelesaian adat ini," jelasnya.

Aloysius menilai, Tito Karnavian yang terus meminta kliennya untuk menjadikan Paulus Waterpauw sebagai Wakil Gubernur Papua sebagai tindakan yang memalukan. Maka dari itu, ia tak segan menyebut kliennya sebagai korban dari praktik politik. 

"Bayangkan, seorang Menteri Tito datang meminta sama Gubernur untuk Paulus Waterpauw. Berjuang untuk Paulus Waterpauw, ini memalukan. Kamu wartawan harus tau petanya, ini Pak Gubernur korban praktik politik, kepentingan orang tertentu untuk berkuasa di tanah Papua. Ya sabarlah, (kalau mau) berjuang di 2024, yakinkan rakyat Papua bahwa kaulah yang dipilih. Bukan main potong-potong seperti ini," tandasnya.