Cerita Ibunda Kenang Albar Mahdi Sebelum Pilih Mondok di Gontor

Orangtua dari AM, santri Ponpes Gontor, Poorogo yang tewas dianiaya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sadam Maulana

VIVA Nasional - Kematian Albar Mahdi alias AM (17), santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, masih menyisakan duka yang mendalam bagi pihak keluarga. AM meregang nyawa karena diduga penganiayaan yang dilakukan sejumlah santri lain.

Sang ibu, Soimah, masih sangat terpukul atas kematian putra sulungnya itu. Dari kediamannya di Sungai Selayur Palembang, Sumatera Selatan, Soimah menceritakan almarhum putranya yang sejak dari kelas 4 SD sudah minat masuk pesantren. Di bidang akademik, AM pun cukup berprestasi.

Bahkan, begitu lulus SD, AM mengabaikan kesempatan mendapat jalur Seleksi Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) yang bisa membuatnya masuk ke sekolah SMP mana saja tanpa tes. Namun, dia lebih memilih untuk masuk dan menimbah ilmu di pesantren. 

"Aak, kenapa nggak diisi, tinggal pilih," ujar Soimah, saat menanyakan kepada anaknya waktu itu.

"Aak kan mau masuk Pondok," ujar AM.

Ayah dari AM, santri Ponpes Gontor yang tewas dianiaya.

Photo :
  • VIVA.co.id/Sadam Maulana

Akhirnya soimah pun memilih pesantren di Palembang terlebih dahulu untuk anaknya. Ia ingin agar AM mengenal pesantren. Selain itu, Soimah juga kenal dengan pengasuh pesantrennya.

"Saya tawarin di pesantren yang ada di Palembang yakni di Pesantren Aulia Cendikia. Karena pengasuhnya saya juga kenal dengan Ustaz Hendra," kata Soimah, Rabu, 7 September 2022.

Pun, karena melihat anaknya yang punya potensi dan kemampuan, Soimah menawarkan AM mondok ke Pesantren Gontor di Ponorogo.

"Ikut bimbel awalnya ogah-ogahan. Tapi saya percaya dia punya kemampuan dan prestasi yang bagus. Akhirnya daftar ke Gontor 2. Satu rumah ngawal dia mulai dari pendaftaran, pengumuman dan berangkat," jelas Soimah.

Sebelumnya, Soimah sempat menanyakan terlebih dahulu kepada sang anak untuk memilih mondok di Gontor mana.

"Aak mau ke Gontor mana?," tanya Soimah.

AM pun menjawab mau ke Gontor 4 karena alasan almarhun lantaran dekat Bali.

"Mau ke Gontor 4. Di sana adem, enak deket Bali," jawab AM. 

Soimah sebenarnya ingin dia ke Gontor 1 atau 2 karena favorit. Namun, dia justru yakin lulus Gontor 4. Awalnya pengumuman Gontor 1-3, tidak ada nama anaknya. Tapi suaminya meyakinkan atas kemampuan anaknya.

"Akhirnya Gontor 4 lulus. Libur semester balik ke Palembang. Pas berangkat empat hari kemudian dikabari dari Gontor. Selamat pindah ke Gontor 1. Alhamdulillah doa saya diijabah pindah ke Gontor 1," kata Soimah.

Prestasi yang diraih AM mulai dari kelas 3 dapat di 3L dan diumumkan masuk ke 5i. Selain itu, AM juga meraih prestasi dari SD, juara pidato bahasa Inggris, cerdas cermat, peringkat kelas dan peringkat umum lainnya.

"Waktu di Gontor 4, juara umum. Akhirnya bisa ke Gontor 1," ujar wanita yang berprofesi sebagai jurnalis ini.