Tolak Harga BBM Naik, KNPI DKI: Pemerintah Menyengsarakan Rakyat

VIVA Nasional – Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) DKI Jakarta angkat bicara terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang dilakukan pemerintah. Ketua DPD I KNPI DKI Jakarta, Ronny Bara Pratama tegas menolak kenaikan harga BBM tersebut. 

Menurut Ronny, kenaikan harga BBM akan disusul juga dengan kenaikan harga-harga bahan pokok lainnya. Sehingga kenaikan BBM ini akan memberikan dampak buruk di berbagai sektor.

"Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi tentu sangat tidak peka dengan apa yang dirasakan masyarakat. BBM naik harga-harga juga pasti ikutan naik dan itu jelas menyengsarakan rakyat," kata Ronny, dalam keterangannya, Selasa 6 September 2022

Lebih lanjut, Ronny menuturkan kenaikan harga BBM akan menambah beban baru bagi masyarakat, apalagi sebelumnya masyarakat harus bertahan di tengah terpaan badai pandemi Covid-19. Sehingga menaikkan harga BBM bukanlah sebuah kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

"Masyarakat kita baru saja mau bangkit usai pandemi COVID-19 malah diberikan beban baru dengan menaikkan harga BBM. Katanya pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat, siapa yang bisa pulih dan bangkit kalau begini?" tegas Ronny.

Lebih lanjut, Ronny menjelaskan KNPI DKI Jakarta akan terus berada di barisan depan memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga, apabila ada kebijakan yang merugikan masyarakat pihaknya akan berada di baris terdepan untuk menolaknya.

"Kami semaksimal mungkin konsisten untuk terus berada di barisan perjuangan rakyat, jika kebijakan yang dibuat pemerintah merugikan masyarakat maka KNPI DKI Jakarta akan ada di barisan untuk menolak kebijakan itu," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu, 3 September 2022. Pasalnya, kenaikan harga BBM akan berlaku pada hari ini Sabtu, 3 September 2022 jam 14.30 WIB atau 1 jam setelah diumumkan pemerintah.

Harga BBM Pertamina di Indonesia saat ini antara lain Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Pertamax non subsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter