Paku Integritas KPK, Ada Pejabat Negara Takut Bayangkan Kena OTT

Seorang petugas sedang membersihkan logo Gedung KPK di Jakarta (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA Nasional - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar pelatihan Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (Paku Integritas). Tahapan 3 ini diperuntukkan kepada pejabat eselon 1 di sejumlah lembaga dan kementerian.

Pun, yang masuk kelompok ketiga ini adalah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), dan dan Mahkamah Agung. Program ini digelar di  Jakarta pada Kamis, 25 Agustus 2022.

Salah satu agenda Paku Integritas kali ini yaitu para peserta diberikan motivasi soleh Founder ESQ Group Ary Ginanjar. Kemudian, setelah itu mereka mengunjungi Rutan KPK.

Pun, saat proses refleksi, para pejabat negara itu diminta berdiri kemudian memejamkan matanya. Selanjutnya, posisi ruangan dimatikan lampunya sehingga menjadi gelap.

Gedung KPK

Photo :
  • KPK.go.id

Setelah itu, diiringi instrumental yang mengalun lembut agar lebih nyaman dan rileks. Tujuannya pesan motivasi yang disampaikan Ary Ginanjar bisa masuk ke dalam hati masing-masing individu.

“Saya hanya membayangkan di hari ini ada satu yang kita tidak tahu. Allah mengatakan apabila ada 3 dan yang ke 4 itu adalah Allah. Jika ada 5 orang, yang ke 6 adalah Allah. Jadi saya membayangkan jika di pojok sana atau di belakang Anda ada Allah yang melihat apa yang Anda lakukan?" kata Ary, dalam keterangannya yang dikutip pada Jumat, 26 Agustus 2022.

Kemudian, pasca acara refleksi diri, beberapa peserta memberikan ungkapan perasaannya usai mengikuti agenda dari pagi hingga malam hari.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Diklat Hukum dan Peradilan MA Bambang Hery Mulyono, mengatakan metode dalam pelatihan ini bila diikuti sepenuh hati akan banyak manfaatnya untuk melangkah lebih baik lagi.

"Saya merasakan apa yang digambarkan oleh Pak Ary Ginanjar benar-benar membuat saya menjiwai. Sehingga saya bisa merasakan jika melakukan hal negatif misalnya pelanggaran integritas itu akan berimbas kepada lingkungan saya," ujar Hery.

Gedung KPK. (istimewa)

Photo :
  • vstory

Dia mengatakan memiliki keluarga dengan sekarang sudah dua cucu. Ia takut bayangkan jika dirinya terkena operasi tangkap tangan atau OTT maka itu akan berdampak malu terhadap keluarga.

"Saya membayangkan kalau cucu saya memanggil. dan ketika itu posisinya saya kena OTT KPK. Itu kan sesuatu yang sangat membuat malu," tuturnya.

Sementara, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM, Yuliot, mengapresiasi pelatihan Paku Integritas. Ia mengakui, motivasi yang disampaikan Ary Ginanjar sudah memberikan kesadaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 

"Juga memberikan kesadaran kepada kami bahwa perlu melakukan migrasi atau hijrah dalam bersikap maupun kita berusaha untuk menjadi lebih baik jadi manusia yang berintegritas yang khusnul khatimah," tuturnya.

Selanjutnya, Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kemendagri, Eko Prasetyanto, menyampaikan terima kasih kepada KPK dan ESQ. Bagi dia, di tahap ini para pejabat diingatkan untuk kembali ke awal yaitu menjalankan amanah dengan berintegritas.

"Jadi di sini kita diingatkan bagaimana kita mempunyai sikap untuk bersikap yang baik dalam pikiran di dalam perkataan m,aupun perbuatan yang sama sesuai dengan peraturan perundang-undangan," katanya.

Selain itu, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Teguh Setyabudi, mengaku tak bisa bayangkan jika yang tadinya hidup nyaman, penuh nikmat dan begitu banyak aktivitas, kemudian tiba-tiba berada di ruang isolasi. Ruangan itu memiliki ukuran hanya 2x3 antara kamar mandi dengan kamar tidur yang sangat berdekatan.

"Di sana saya sungguh merenung. Mudah-mudahan jangan sampai kita masuk ke situ lagi. Sudah cukup, itu pertama dan terakhir bagi kami khususnya saya. Jadi sebisa mungkin saya menghindari hal-hal yang membuat saya masuk ke situ. Terutama dalam hal integritas ini,” tuturnya.

Selain itu, para pejabat negara sebelumnya sempat menuliskan komitmen individu atau perencanaan yang akan dilakukan setelah mengikuti pelatihan. Tujuannya untuk menunjang kinerja professional mereka.

Salah satunya adalah Rektor IPDN, Hadi Prabowo. Dia menulis pihaknya akan selalu siap mengedepankan integritas dalam pelaksanaan tugas.