Kronologis Mahasiswa Baru Unhas Diusir Usai Ngaku Bergender Netral
- istimewa
VIVA Nasional – Viral di media sosial seorang mahasiswa baru Unhas diusir dosen saat mengikuti PKKMB Fakultas Hukum. Mahasiswa tersebut dikeluarkan dari ruangan karena tidak bisa menentukan status gendernya.
Menurut informasi, mahasiswa tersebut diketahui bernama Muhammad Nabil Arif Adhitya. Awalnya, Nabil ditegur oleh dosen karena gelagatnya yang berbeda dari mahasiswa lainnya.
Dalam video beredar, mahasiswa baru tersebut dikeluarkan berawal dari dialognya dengan dua orang dosen. Seorang dosen wanita dalam video beredar mulanya menanyakan status jenis kelamin mahasiswa tersebut di KTP.
Baca juga: Orang Tua Mahasiswa Unila Ikut jadi Tersangka Buntut Suap Rektor
"Kau juga yang pertama dikasih keluar karena undang-undang tidak ada status laki-laki dan perempuan, harus ada pilihan. Di KTP mu apa, di KTP mu," kata dosen wanita dalam video tersebut.
Kemudian, seorang dosen laki-laki menyambung pertanyaan tersebut dengan pertanyaan yang sama. Dosen tersebut mempertegas jenis kelamin mahasiswa itu di pada KTP-nya.
"Di KTP mu apa? Laki-laki toh? Di Kartu mahasiswa laki-laki atau perempuan?" tanya dosen tersebut.
Mahasiswa tersebut lantas menjawab dengan lugas jika status kelamin di KTP-nya ialah laki-laki. Selanjutnya, dosen itu kemudian kembali bertanya soal gender mahasiswa itu apakah laki-laki atau perempuan.
"Tidak keduanya, di tengah-tengah. Makanya gender netral, Pak," jawab mahasiswa dalam video.
Dosen laki-laki kemudian menimpali jawaban mahasiswa itu bahwa tak ada gender netral.
"Tidak ada netral. Kau ji netral sendiri itu," ucap dosen itu.
"Karena saya mengidentifikasi diri saya seperti itu, Pak," timpal mahasiswa itu.
Mendapat jawaban tersebut, dosen laki-laki itu kemudian meminta panitia untuk mengeluarkan mahasiswa baru itu dari forum.
"Halo, halo, halo, panitia ambil ini. Bawa ke sana. Ambil tas mu. Kita nda terima laki-laki atau perempuan di sini. Salah satunya ji diterima," sebutnya.
Menanggapi video viral itu, Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa lantas membantah keras jika mahasiswa itu diusir. Jamaluddin menuturkan bahwa peristiwa viral itu sebenarnya bukan pengusiran. Menurutnya, peristiwa itu merupakan sesuatu yang biasa dalam proses belajar di kampus sebagai mahasiswa dan dosen.
"Saya kira bukan pengusiran, itu kan bahasa-bahasa biasalah dalam penerimaan mahasiswa baru itu suara-suara keras, kan pernah juga mahasiswa toh?" ungkap Jamaluddin, dalam keterangannya, Minggu 21 Agustus 2022.
Jamaluddin mengaku meminta maaf atas adanya kejadian viral itu. Dia menyebut akan segera memperbaiki adanya perihal kasus tersebut.
"Tentu ini Unhas inklusif yah. Jadi ini Unhas terbuka untuk semua, iya. Tapi tentu, kita juga ya, terbuka peluang untuk ada hal-hal sedikit selip, dan perihal hal ini kita perbaiki, kita minta maaf juga kalau perlu," kata Jamaluddin
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Unhas, Muhammad Ruslin mengatakan bahwa persoalan tersebut sudah diselesaikan. Hanya saja, pihaknya tidak menjelaskan lebih lanjut terkait proses penyelesaian yang dimaksud seperti apa.
"Izin Pak Rektor, masalah itu sudah diselesaikan Bapak Dekan Fakultas Hukum tadi pagi. Jadi dengan orang tuanya, mahasiswanya, dosennya juga. Iya sudah selesai," ungkap Ruslin.
Terpisah, Wakil Dekan III Unhas, Hasrul membeberkan perihal kronologi kasus tersebut. Kata dia, awalnya pihak dosen memanggil Nabil lantaran memperlihatkan gerak gerik yang berbeda dengan mahasiswa lainnya.
"Jadi awalnya memang dia gerak gerik lain dari pada mahasiswa lainnya. Dia pake kipas angin jalan kaki terus dilarang. Terus ditanya laki-laki atau perempuan, terus dia bilang netral, bukan laki-laki bukan perempuan," beber Wakil Dekan III Unhas, Hasrul saat dikonfirmasi awak media Sabtu 20 Agustus 2022.
Hasrul menyebut bahwa, laki-laki dan perempuan harus diperjelas. Sehingga, pada saat itu dia para dosen mempertanyakan status gender dari mahasiswa baru tersebut.
"Kalau hukum kan harus riil, dia laki-laki atau perempuan karena hukum memang begitu," terangnya.
Usai mendapat teguran di dalam forum PKKMB, Hasrul mengatakan Nabil dibawa ke salah satu ruangan dosen. Nabil kemudian disebut mengakui dirinya siap menjadi laki-laki.
Hanya saja, Hasrul mengungkapkan jika Nabil kembali berulah setelah itu. Nabil pada malam harinya disebut membuat status di media sosial yang bersifat memojokkan hingga akhirnya viral.
"Terus kita amankan, kita amankan ke ruangan dosen. Dia terima ji, (Nabil bilang) 'saya siap pak jadi laki-laki'. Diterima mi dan pulang. Eh malamnya dia langsung mem-bully lewat sosmed (WhatsApp)," tutur Hasrul.
Hasrul menyampaikan kejadian ini telah diselesaikan oleh pihak kampus. Nabil telah meminta maaf karena membuat nama baik kampus dan dosen tercoreng setelah kejadian ini heboh.
"Tadi pagi dia datang minta maaf, dia merasa sudah merusak nama baik Unhas nama baik dosen, dia minta maaf tadi pagi," ujarnya.