BSSN Tegaskan Indeks Keamanan Siber RI Peringkat ke-24 dari 194 Negara

Logo Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Sumber :
  • BSSN.go.id

VIVA Nasional – Indonesia tercatat berada di peringkat ke-23 pada Global Cybersecurity Index dari 194 negara di seluruh dunia dengan skor 94,88. Hal ini tak lepas dari keberhasilan kinerja seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, pelaku usaha (industri), akademisi  maupun komunitas atau masyarakat. 

Khususnya tegas Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra, dalam  bersama-sama membangun konsolidasi dan koordinasi di bidang keamanan siber sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. 

"Demi terwujudnya ekosistem ruang siber di Indonesia yang aman, nyaman, dan terus berkembang," ujar Hal tersebut diungkapkan Ariandi saat kegiatan launching Badan Narkotika Nasional – Computer Security Incident Response Team (BNN-CSIRT) dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 10 Agustus 2022.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Photo :
  • VIVA

CSIRT merupakan salah satu major project yang dijalankan oleh BSSN guna memperkuat keamanan siber Indonesia. Pembentukan CSIRT tertuang dalam Perpres No 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024 yang mentargetkan terbentuknya 131 CSIRT yang tersebar di berbagai kementerian/lembaga dan daerah di Indonesia.

GCI Indonesia meningkat sebab CSIRT merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam penilaian Global Cybersecurity Index. Keberadaan CSIRT sebagai bentuk komitmen negara terhadap keamanan siber Indonesia dan telah mendorong peringkat GCI Indonesia meningkat.

Indeks Keamanan Siber Indonesia berada pada peringkat ke-24 dari 194 negara dan mengalami peningkatan dari peringkat ke-41 di tahun 2018. Pada tingkat regional, Indonesia menempati peringkat ke-6 di Asia Pasifik dan peringkat ke-3 di ASEAN setelah Singapura dan Malaysia. 

Hal ini berdasarkan Global Cybersecurity Index (GCI) Tahun 2020 yang laporannya diterbitkan oleh International Telecommunication Union pada tahun 2021. International Telecommunication Union (ITU) merupakan salah satu agensi khusus
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bermarkas di Jenewa, Switzerland. 

Dalam RPJMN Tahun 2020-2024, GCI merupakan salah satu indikator Prioritas Penguatan Ketahanan dan Keamanan Siber, yang ditandai dengan target peningkatan skor GCI yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Skor Indonesia yang dicapai pada GCI tahun 2020 adalah 94.88 atau naik sebesar 17.28 poin dari skor pada tahun 2018.

Hal ini memenuhi target RPJMN 2020-2024 yang menetapkan bahwa target penilaian GCI Indonesia tahun 2020 yaitu sebesar 79.20. GCI merupakan referensi tepercaya yang mengukur komitmen negara-negara anggota terhadap keamanan siber (cybersecurity) tingkat global.

Tingkat perkembangan keamanan siber di setiap negara dianalisis berdasarkan 5 pilar, yaitu Legal Measures, Technical Measures, Organizational Measures, Capacity Development Measures dan Cooperation Measures.