DPR Pertanyakan Lokasi Latihan Militer Gabungan Garuda Shield 2022
- Istimewa
VIVA Nasional - Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon, mempertanyakan soal lokasi latihan militer gabungan tahunan Super Garuda Shield 2022. Menurut Effendi, pegelaran Super Garuda Shield yang berlokasi di Baturaja, Sumatera Selatan, tidak tepat karena ancaman nyata berada di Natuna Utara.
Rencana di Natuna Utara
“Tahun lalu saya dengar di Natuna Utara. Kenapa dipindah (lokasinya). Tanya Panglima dan Menhan,” kata Effendi, Minggu, 7 Agustus 2022.
Lobi-lobi Politik
Effendi menduga pemidahan lokasi latihan militer gabungan tahunan Super Garuda Shield dari Natuna Utara ke Baturaja, karena faktor lobi-lobi politik. Padahal, ancaman nyata terhadap Indonesia saat ini berada di Natuna Utara.
“Natuna Utara itu kan milik kita, iya dong,” kata Effendi.
Baca juga: Indonesia-AS Gelar Latihan Militer Garuda Shield, China Resah
Tidak Ada Perkembangan
Effendi mengatakan bahwa tidak ada suatu perkembangan dari pertahanan dan keamanan meski Indonesia rajin dan setiap tahun menggelar latihan gabungan bersama negara-negara lainnya.
“Evaluasinya ada. Tapi tidak ada (tindaklanjut) setelah evaluasi. Kan percuma. Podo wae,” tegas Effendi.
Janji Tanya pada Panglima TNI dan Menhan
Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu akan mempertanyakan soal pemindahan lokasi pegelaran Latihan Super Garuda Shield tersebut saat RDP dengan Menhan dan Panglima TNI di Komisi I DPR.
“Nanti kita tanyakan saat rapat (di DPR). Kenapa dipindah,” kata Effendi.
Diikuti 14 Negara
Latihan Garuda Shield resmi dibuka pada Rabu, 3 Agustus 2022. Latihan militer gabungan yang ke-16 ini diikuti 14 negara antara lain Indonesia, AS, Kanada, Perancis, India, Malaysia, Selandia Baru, Korea Selatan, Papua Nugini, Timor Leste, Inggris, Australia, Singapura, dan Jepang.
Latihan gabungan Super Garuda Shield 2022 melibatkan 4.000 tentara dari negara-negara peserta.
Tak Ada China dan Rusia
Terkait tidak adanya China dan Rusia, Effendi mengatakan latihan gabungan antara militer Indonesia, China dan Rusia bisa saja terwujud di masa depan. Sebab, Indonesia menerapkan politik bebas aktif, yang tidak terikat perjanjian dengan negara manapun.
“Kita bukan berarti tidak berhubungan baik dengan China dan Rusia. Kita bisa latihan bersama dengan mereka,” kata Effendi.
RI Bukan Aliansi AS
Menurut Effendi, latihan gabungan militer dengan Amerika Serikat pada Super Garuda Shield bukan berarti Indonesia sebagai aliansi negeri Paman Sam tersebut. Meskipun demikian, Indonesia harus menjaga hubungan baik dengan Amerika, Rusia, China dan Asia.
“Kita bukan aliansi Amerika. Hubungan kita dengan Amerika tidak patnership strategis,” katanya.